News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Transportasi Online

Dulu Tiap Hari Dapat Rp 300 Ribu, Sekarang Rp 50 Ribu Udah Syukur

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi angkutan menutup jalan Jenderal Sudirman saat melakukan aksi unjuk rasa di Kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Aksi yang dilakukan sejumlah pengemudi angkutan seperti pengemudi taksi, bajaj, dan bus tersebut mendesak pemerintah untuk menghapuskan angkutan dengan sistem berbasis aplikasi online. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Dalam sehari, dia harus menyetor Rp 350.000.

Setelah enam tahun, mobil itu akan menjadi milik si sopir. Bila tak sanggup, maka itu akan dihitung sebagai hutang.

"Sebelum ada Go-Jek dan lain-lain itu tidak ada masalah. Setoran selalu bisa terpenuhi. Bahkan kadang masih ada sisanya buat dibawa ke rumah. Sekarang ini ngeri, mas. Kita malah sering ngutang setoran," ucap Oding.

Akibat lain, Oding menjadi sedih terhadap istri dan dua anaknya yang masih kecil. Dulu pada akhir pekan dia kerap membawa istri dan anak-anaknya jalan-jalan. Sekarang hal itu sangat jarang dilakukan. "Makan tahu-tempe sekarang pun udah syukur alhamdulillah," katanya.

Sebenarnya, bilang Oding, dia dan rekan lain tidak bermasalah dengan kehadiran transportasi online.

Hanya saja, dia ingin perusahaan seperti Uber dan Grab mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia karena taksi konvensional pun ikut aturan.

"Jadi biar adil. Grab sama Uber harus ikut aturan, nggak masalah. Banyak juga kok taksi-taksi baru yang lain. Tapi mereka ikuti aturan," kata Oding.
(Gopis Simatupang)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini