TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana pencalonan diri Teguh Santosa, seorang wartawan senior, dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun depan disambut antusias banyak kalangan.
Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu dinilai memiliki kompetensi dalam memimpin daerah karena pengalamannya memotret sejumlah persoalan dasar masyarakat dan kemampuannya menjalin komunikasi politik yang baik dengan semua lapisan.
Pollster Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, dalam keterangan yang diterima redaksi mengatakan, pencalonan Teguh Santosa sangat strategis untuk Jakarta.
“Sepanjang yang saya ketahui, Teguh Santosa bukan wartawan biasa, tidak berlebihan menilai dirinya sekelas dengan duta besar, karena faktanya dia memang memiliki kemampuan berdiplomasi dengan tokoh internasional,” ujar Hendri Satrio berdasar rilis yang diterima redaksi Tribunnews.com.
Selain menjadi wartawan, Teguh juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan berdimensi internasional.
Dia merupakan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara dan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko.
Teguh juga pernah dua kali menjadi narasumber di Komisi IV PBB yang membidangi masalah politik khusus dan dekolonisasi.
Teguh juga pernah berbicara mengenai isu unifikasi Semenanjung Korea di Seoul, Korea Selatan, juga berbicara mengenai isu HAM di Marrakesh, Maroko.
Setelah menyelesaikan pendidikan S-2 di University of Hawaii at Manoa (UHM), Amerika Serikat, Teguh Santosa memulai karier sebagai dosen di jurusan hubungan internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta.
Kini dia pun tercatat sebagai Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK).
Dalam perhelatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 yang lalu di Lombok, NTB, Teguh dipercaya komunitas pers nasional menjadi ketua panitia.
Acara berlangsung sukses dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri. Sebanyak 12 Dutabesar negara sahabat dan delapan perwakilan dutabesar juga menghadiri kegiatan itu.
“Pengalaman internasional ini salah satu yang dibutuhkan Jakarta.
Sebagai aktivis Teguh juga dekat dengan akar rumput,” masih kata Hendri.
Pencalonan Teguh dalam pilkada Jakarta diketahui hari Selasa (28/3) setelah spanduknya tersebar di sejumlah titik di ibukota.
Di dunia maya, pencalonan Teguh pun disambut antusias oleh kalangan luas yang mengenal dirinya.
Ari Rahman yang mengelola Pojok Bang Teguh di sebuah kafe di Jakarta mengatakan, kini pihaknya tengah melakukan pembicaraan yang jauh lebih serius dengan sejumlah pihak, termasuk partai politik.
“Sambutan dari kawan-kawan di partai politik cukup hangat. Kami akan terus tingkatkan komunikasi,” ujarnya.
Senada dengan Ari Rahman, Hendri Satrio juga mengatakan bahwa salah satu kekuatan Teguh Santosa adalah kemampuannya menjalin hubungan baik dengan berbagai aktivis lintas kelompok.
“Seharusnya tidak sulit bagi sosok Teguh mendapatkan tiket dari partai politik,” pungkas Hendri Satrio.(*)