TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aktivitas tempat Spa & Therapy di Jalan Duren Tiga Raya, Kompleks Rukan, Pancoran, Jakarta Selatan, cukup tertutup.
Meski ada kesan negatif, namun pengelola tempat yang disebut polisi lokasi esek-esek itu begitu tertutup.
Salah seorang pemilik bangunan yang ada di samping tempat spa itu mengatakan, ia tak tahu kalau tempat spa itu dijadikan lokasi praktik prostitusi.
Hanya, memang ia kerap melihat dari balkon tempat jemuran di atas rukonya, ada gadis yang bekerja di tempat itu.
"Saya kalau jemur pakaian di atas itu kan bisa lihat ke mereka, itu ada ceweknya. Terus suka jemur seprai banyak, bisa sampai 20," kata perempuan yang tak mau disebutkan namanya itu kepada Kompas.com di lokasi, Jumat (15/4/2016).
Perempuan yang biasa terlihat berpakaian cukup terbuka. Hanya, ia tidak mengetahui apa saja kegiatan di dalam tempat spa yang merupakan tetangga sebelahnya itu.
Suami wanita ini menimpali, pernah mendapat informasi dari pihak pengelola spa bahwa mereka mempekerjakan delapan perempuan dan enam pria. Namun, ia tak tahu banyak mengenai aktivitas tempat spa yang baru dibuka setahun lalu itu.
"Hanya kalau pas tamu datang, parkir ini kadang penuh sampai di depan. Pengunjungnya ya bawa motor dan mobil," ujarnya.
Adapun sekuriti kompleks ini mengatakan bahwa terapis yang bekerja di tempat spa itu tidak diperbolehkan untuk keluar oleh pengelola.
"Jadi kalau mau makan mereka yang keluar beli itu OB-nya," ujarnya.
Sekuriti itu mengatakan, tempat terapis di spa ini berada di lantai bawah. Ada sekat sekitar lima kamar untuk melayani tamu.
Lantai dua, menurut dia, dijadikan kantor. Sedangkan lantai tiga kosong.
Ia mengaku pernah mencoba mengetahui apakah ada kegiatan esek-esek di tempat spa itu.
"Saya pernah tanya, bisa buat begituan enggak, katanya enggak bisa. Kalau ketahuan dikeluarin, ada aturan begitu mereka," ujarnya. (Robertus Belarminus)