News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PDIP DKI: Rustam Tidak Mau Martabatnya Diinjak-injak, Sekalipun Dilakukan Atasannya

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menyesalkan keputusan Rustam Effendi memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara.

Juru Bicara PDIP DKI Steven Setiabudi Musa menyatakan seharusnya ada komunikasi yang baik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai pimpinan Rustam.

"Kami menyesalkan. Seharusnya ada komunikasi yang baik dari Pak Ahok. Fraksi PDIP menyesalkan pengunduran diri dari Rak rustam. Tapi itu hak Pak Rustam," ujar Steven saat dihubungi, Senin (25/4/2016).

Bagi PDIP, keputusan Rustam merupakan perjuangan demi mempertahankan harkat dan martabatnya.

"Beliau tidak mau harkat dan martabatnya dinjak-injak sekalipun itu berasal dari atasan beliau," imbuh Steven.

Steven menyebut komunikasi yang buruk dari Ahok menjadi penyebab mundurnya Rustam.

"Pemimpin itu seharusnya melayani dan memiliki komunikasi yang baik dan mundurnya pak Rustam sebagai bentuk komunikasi yang buruk dari Pak Ahok," tutup Steven.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengunduran diri Rustam dibenarkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika.

Dia telah menerima surat pengunduran diri dari Rustam.

"Benar Rustam telah mengajukan surat pengunduran diri," ucap Agus.

Rustam mengirimkan surat pengunduran diri sebagai Wali Kota Jakarta Utara dan sudah diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam surat tidak disebutkan alasan Rustam mengundurkan diri.

"Suratnya menyatakan berhenti, bukan permohonan berhenti. Jadi nanti tinggal menunggu SK (Surat Keputusan) pemberhentian," kata Agus.

Sebelumnya Ahok sempat menuding Rustam telah bersekongkol dengan Yusril Ihza Mahendra.

Hal itu diucapkan Ahok saat rapat penanggulangan banjir di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/4/2016).

Ahok sempat ngamuk karena heran Rustam tidak juga memindahkan warga yang ada di bawah kolong tol di kawasan Ancol.

Padahal, akibat ada warga di kolong tol itu aliran air menuju hilir terhambat atau terjadi Bottleneck.

Perintah untuk melakukan normalisasi aliran tersebut diakui Ahok sudah diberikannya sejak tahun lalu.

"Kalau ada warga disitu dipindahin dong apa susahnya sih, kenapa Bapak enggak jalan, jangan-jangan Pak Rustam ini satu pihak dengan Yusril lagi nih," ujar Ahok sat rapat.

Rustam hadir saat rapat tersebut.

Bantah tudingan itu, Rustam menulis di akun Facebook pribadinya. Tulisan itu berjudul "Bekerja dengan hati, suatu ironi".

Saat dikonfirmasi, Rustam membenarkan bahwa itu memang tulisan yang diungkapkan dari hatinya, "Iya saya yang buat," ucap Rustam saat dihubungi Minggu (24/4/2016).

Tulisan itu berisikan, bahwa Rustam sama sekali tidak bersekongkol dengan Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini