Saat selesai rapat, Sekda menyampaikan keinginannya untuk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid keramat Luar Batang untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp 1 milyar dan seragam bagi marbut.
"Tapi pengurus masjid menolak. Selain itu juga pengurus masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat menyarankan agar Pak Sekda tidak datang ke Kampung Luar Batang dan juga ke Masjid mengingat sudah malam dan kondisi kampung sedang tegang paska penggusuran aquarium, di pasar ikan," katanya.
Lalu, selepas penolakan Ketua masjid, Ketua-ketua RW, Ketua-ketua RT, dan Tokoh Masyarakat, pergi meninggalkan Kecamatan dan melanjutkan pertemuan di Rumah Ketua RW 02.
"Tapi, rupanya tanpa sepengetahuan pengurus masjid dan RT, RW serta tokoh kasyarakat, Sekda nyelonong datang ke Kampung dan Masjid Luar Batang, yang pada saat itu ketua masjid, RT, RW dan tokoh masyarakat sedang melakukan pertemuan lanjutan di rumah Bapak Ketua RW 02," katanya.
Saefullah, datang ke Masjid Luar Batang sekira pukul 22.30. Warga yang melihat langsung bereaksi dan berupaya melakukan pengusiran terhadap Saefullah
Sementara, di tengah rapat Ketua Masjid, RT, RW dan tokoh masyarakat mendapat laporan terjadi ketegangan akibat kedatangan rombongan Sekda.
"Saat sampai di lokasi kondisi sudah memanas Pengurus Masjid dan RT, RW serta tokoh Masyarakat langsung mengamankan Sekda dan Rombongannya agar terhindar dari amuk massa yang lebih buruk," katanya.
Dengan adanya peristiwa tersebut perwakilan warga Luar Batang, menyesali tindakan Sekda yang tidak mengindahkan saran mereka.
Mereka menduga bersikerasnya Sekda tersebut, sudah by design agar ada legitimasi bagi Ahok untuk menyudutkan, mengintimidasi, atau menekan masyarakat luar batang dan bahkan mendatangkan pasukannya ke Luar Batang.
Penulis: Mohamad Yusuf