Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa dana sebesar Rp 5 juta merupakan anggaran yang diperuntukkan dalam acara Fit and Proper Test.
Hasto mengatakan dana tersebut sebagai bentuk gotong royong dari para kandidat.
"Ini bentuk gotong royong saja dari kandidat. Kami dari DPP tidak mengambil keuntungan sedikit pun dari uang itu," jelasnya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (11/5/2016)
Hasto menjelaskan, dana itu untuk menyewa psikolog profesional untuk melakukan tes wawancara.
Selain itu juga untuk konsumsi para kandidat serta para pendukung mereka yang datang ke kantor.
Dirinya mengatakan bahwa dana itu juga dapat membantu para kandidat yang tidak mampu namun memiliki elektabilitas yang tinggi dan dirasa mempunyai potensi untuk memimpin Jakarta.
"Kalau memang baik dan punya potensi, pasti dibantu. Bagaimanapun, kami di DPP memberikan keleluasaan bagi siapa pun yang mengundurkan diri," tambahnya.
Sebelumnya, Seorang Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Hasniyati harus mengundurkan diri sebagai kandidat calon gubernur dari penjaringan PDI Perjuangan karena harus membayar Rp 5 juta untuk melakukan registrasi.
"Saya hari ini mengundurkan diri karena harus membayar Rp 5 juta. Ya saya enggak mau lah. Harusnya kan gratis," katanya ditemui di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Hasniati menjelaskan bahwa dirinya tidak boleh memasuki ruangan untuk melakukan fit and proper test karena harus membayar terlebih dahulu.
Dia mengatakan bahwa dari awal, tidak ada pemberitahuan mengenai pembiayaan tersebut.
Hasniyati baru mengetahui ada biaya itu pada saat tim penjaringan PDIP menghubungi dirinya pada Selasa malam.
"Bu Lily semalam kasih tahu saya buat minta transfer Rp 5 juta. Mereka yang sekarang di ruangan atas itu bayar semua, saya saja yang tidak," ucapnya.