Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyayangkan sempat ada kecelakaan kerja hingga meninggal di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Kecelakaan saat petugas yang tengah memperbaiki pengatur suhu ruangan salah menginjak plafon. Ahok mengatakan hal itu seharusnya tidak terjadi, bila pihal Biro Umum DKI Jakarta memberikan pendampingan.
"Aneh ada petugas swasta jatuh. Kekonyolan namanya kalau kontraktor kerja tanpa kita ngerti. Biro umum nyalahin kontaktor lagi. Tidak bisa. Ini kesalahan biro umum. Tidak becus," kata Ahok saat pembuka pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).
Karenanya, kata Ahok, pelatihan K3 sangat penting untuk menjamin keselamatan kerja. Dia berharap dengan pelatihan tersebut, tidak ada orang meninggal karena tidak dapat menggunakan hydran atau panik.
"Pelatihan ini harus bisa. Harga mati. Alangkah malunya kita, kalau ada kejadian ditemukan mati terbakar padahal di situ ada hydran. Yang penting jangan panik. Ini hukumnya wajib. Kalau dalam agama, enggak dilakukan dosa. Jadi bukan makruh tapi wajib," tegas Ahok.
Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, seorang teknisi AC bernama M. Zaenuddin (30) alias Udin jatuh dari plafon yang berada di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2016) malam.
Rekan Udin, Ace menceritakan bagaimana detik-detik jatuhnya Udin. Ace naik ke atap-atap atau plafon Balairung, bersama dengan Udin berkisar pukul 18.00.
"Setelah maghrib kita naik untuk membersihkan AC. Udin salah injek plafon," ujar Ace (21) di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2016).
Udin akhirnya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat. Korban meninggal karena cedera parah di kepala.