Seperti yang pernah dialami oleh Rohim ketika dia tertabrak oleh pengendara sepeda motor di flyover Roxy.
"Saya ketabrak sama motor, kepala langsung jatuh ke belakang, pas diobatin ada 12 jahitan. Saya sempat enggak nyaber dulu beberapa hari karena badan masih lemas," ujar Rohim.
Rohim menuturkan, ancaman juga pernah datang dari oknum tukang tambal ban yang mengganggu pembersihan ranjau paku.
Sementara itu, Siswanto mengaku pernah dihampiri dua anak muda yang berboncengan naik sepeda motor dan berusaha memukul dirinya. Kondisi saat itu, Siswanto sedang nyaber sendirian, pagi hari sebelum matahari terbit.
"Dari jauh sudah ada yang mepet-mepet, saya kayak mau dipukul pakai kayu. Untung badan saya lumayan gede, jadi sudah siap kalau ada kayak begitu, he-he-he," selorohnya.
Bahkan, ada juga ancaman yang diterima melalui SMS karena Rohim dan anggota Saber lainnya menyertakan nomor kontak di akun media sosial.
"Diancam, saya mau dibunuh itu sudah biasa. Tapi, selama saya berbuat benar, saya enggak takut, maju terus," kata Rohim.
Saking seringnya mengumpulkan ranjau paku, anggota Saber sudah paham modus yang digunakan penyebar paku, yaitu menaruh paku dalam plastik hitam atau di dalam kotak korek api dan dijatuhkan di jalan.
Mereka juga tahu tukang tambal ban yang kerja dengan benar dan tukang tambal ban yang curang.
"Cara ngebedainnya gampang, kalau di satu tempat tukang tambal ban cuma ada satu atau dua orang, itu tukang tambal ban yang benar. Tetapi, kalau yang jaga ramai, itu ada oknum yang nyebar paku," tutur Rohim.
Banyaknya ancaman dan tantangan membuat dukungan terhadap Saber sangat tinggi. Komunitas Saber pernah diberi penghargaan oleh Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin pada 31 Oktober 2011.
Saat itu, komunitas Saber diundang ke Kantor Wali Kota Jakbar untuk mengikuti apel dan menerima penghargaan serta bantuan.
Beberapa bulan kemudian, Saber juga diberi penghargaan oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Untung S Rajab, atas dedikasi mereka dalam melayani masyarakat. Penghargaan diberikan pada 11 Januari 2012. Sejak saat itu, Saber resmi ditetapkan sebagai mitra polisi dan mengenakan seragam resmi dari Ditlantas Polda Metro Jaya.
Sampai saat ini, anggota Saber berjumlah sekitar 40 orang, yang terdiri dari pengemudi ojek, pekerja bangunan, karyawan swasta, sopir angkutan umum, mahasiswa, dan sebagainya.