TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara relawan Teman Ahok, Singgih Widyastomo mengakui beberapa orang yang terlibat dalam proses pengumpulan KTP dukungan untuk Basuki Tjahaja Purnama diberikan sejumlah uang.
Singgih menyebutkan pihaknya menyediakan uang sebesar Rp 500 ribu untuk satu posko sebagai bentuk kompensasi biaya transportasi.
Uang itu, jelas Singgih, hanya diberikan jika jumlah KTP yang terkumpul pada posko tersebut mencapai target pada tiap pekannya.
"Itu benar, relawan kami ada yang organik, kalau yang organik itu betul memang satu posko itu kami jatah 500 ribu per minggu, itu target 140 KTP per minggu," kata Singgih di Posko Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta, Rabu (29/5/2016).
Namun, terkait isu orang yang menyerahkan KTP dibayar, Singgih membantahnya. Pemberian uang hanya diserahkan Teman Ahok pada petugas di posko pengumpulan.
"Kami tidak pernah orang memberi KTP terus kami menjanjikan, kami bayar. Tidak. Uang operasional yang dijanjikan itu ke posko," katanya.
Isu KTP bayaran mulai mencuat setelah beberapa orang yang mengaku sebagai mantan relawan Teman Ahok menyebut praktek jual beli bukti dukungan terjadi.