TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Jakarta Timur mengakui adanya vaksin palsu beredar di pelayanan kesehatan yang dikelolanya.
Pengelola berjanji akan berkoordinasi untuk mengambil langkah selanjutnya terjasuk melakukan pendataan terhadap sejumlah pasien yang menjalani vaksinasi di RS Harapan Bunda.
Penjelasan yang diberikan Direktur RS Harapan Bunda Liza selalu diikuti teriakan dan makian orangtua yang anaknya menjalani vaksinasi di rumah sakit tersebut.
Bahkan sang direktur harus mendapatkan pengawalan ekstra ketat dari petugas keamanan dan aparat kepolisian.
"Kami RS Harapan Bunda prihatin. Seperti disampaikan Bareskrim, memang benar sesuai pemeriksaan di sini pernah beredar vaksin palsu," ujarnya, Kamis (14/7/2016).
Menurutnya untuk saat ini oknum yang telah berbuat curang tersebut telah diamankan dan kini dalam proses penuntutan.
Khusus mengenai vaksin palsu, Liza menuturkan hal itu diduga terjadi pada Maret hingga April 2016. "Jenisnya vaksin pediacel," katanya.
Mengenai kekhawatiran para orangtua, ia mengatakan pihaknya akan melakukan pendataan terlebih dahulu untuk mengetahui siapa-siapa saja yang diduga mendapatkan vaksin palsu.
Untuk itu para orangtua diharapkan agar datang kembali besok ke rumah sakit.
"Nanti akan dikoodinasikan dengan dokter spesialis anak. Saya mengerti anda semua kecewa dengan pelayanan kami dan oknum yang terlibar sudah dibawa," ucapnya.
Ucapan perwakilan rumah sakit sendiri tidak memberikan kepuasan bagi para orangtua.
Mereka tidak hentinya memaki dan berteriak dengan mengucapkan kata-kata kasar karena sudah terbawa emosi.
Bahkan para orangtua yang tidak puas, berusaha mencegat Liza yang hendak meninggalkan rumah sakit. Petugas keamanan pun langsung sigap memberikan perlindungan.
Namun para orangtua yang sudah tersulut emosi, sempat melakukan mendorong hingga memukul petugas keamanan yang menjaga Liza utnuk masuk ke dalam ruangan.