News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Pelarian Anwar Dari Rutan Salemba, Modalnya Hanya 100 Ribu

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terpidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang kabur dari Rutan Salemba, Anwar alias Rijal ditunjukkan saat rilis di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (15/7/2016). Anwar ditangkap polisi di hutan kawasan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setelah buron selama satu minggu karena kabur dari Rutan Salemba. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Terpidana seumur hidup kasus pembunuhan dan pemerkosaan anak di bawah umur AAP (12), Rizal alias Anwar (26) merencanakan pelarian diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Salemba dengan matang.

Dua hari sebelum melarikan diri, Anwar melakukan pengamatan terhadap pengunjung perempuan yang hilir mudik rutan Salemba.

"Cuma lihat ibu-ibu saja pakai gamis. Kalau perempuan tidak dicek, jadi saya pelajari itu," kata Anwar usai ditangkap di Kampung Barengkok, Desa Batok, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/7/2016) sore.

Setelah mengamati gerak-gerik pengunjung perempuan di rutan Salemba, Anwar membulatkan tekad kabur dengan mengenakan gamis (baju muslim perempuan), jilbab dan aksesoris kacamata.

Ia meminta istri Ade Irma Suryani menyiapkan perbekalan pelarian diri. Ancaman cerai dikemukakan Anwar bila Ade tidak mau membantu niatnya kabur.

"Saya ancam, saya cerai. Dianya takut," ungkapnya.

Ade Irma pun membawa sejumlah permintaan Anwar pada Hari Raya Idul Fitri. Ia juga memberi sang suami uang sebesar Rp 100 Ribu agar dapat pergi mencari lokasi persembunyian.

"Istrinya saat datang juga kasih uang 100 ribu buat kabur," sela Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti.

Suasana rutan saat Hari Raya Idul Fitri terbilang ramai. Anwar memperhitungkan pengawasan rutan minim saat itu.

Perhitungan Anwar pun tidak meleset. Bahkan, Anwar berganti kostum pakaian di ruang terbuka, yakni lapangan rutan.

Tidak ada sipir yang mencurigai gerak-gerik Anwar.

"Saya ganti bajunya di ruang terbuka. Lapangan. Nggak ada sipir yang lihat, orang lagi ramai, penuh," ucap Anwar.

Sukses mengganti pakaian gamis, Anwar lalu menggambar lambang cap pengunjung rutan di tangan dengan spidol biru. Spidol biru itu dibeli dari warung di dalam rutan.

"Cuma ikutin cap spidol doang, saya ikutin ukirannya pakai spidol lukis kecil warna biru. Ternyata saat keluar nggak dicek," tuturnya.

Ia lalu menggandeng istri melalui pengawasan sipir. Hasilnya, Anwar lepas dari rutan dengan mudah pada Kamis (7/7), sekitar pukul 17.30 Wib. Keduanya pun bergegas meninggalkan rutan Salemba. Mereka berpisah di kawasan Tanah Abang.

Berbekal uang Rp 100 ribu, Anwar sempat melarikan diri ke Bandung, Purwakarta, Garut dan Banten. "Dia itu sejak pertama kabur langsung ke Bandung dulu dan terakhir dia ke sini (Bogor) sejak hari Rabu," ucap Khrisna.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto menyebut, saat bekal uang habis, Anwar melego gamis dan handphone. "Yang bersangkutan kehabisan uang, dia jual gamis dan handphonenya untuk pergi dari satu kota ke kota lain," jelas Budi.

Polisi akhirnya menangkap Anwar pada Kamis (14/7) sekitar pukul 18.00 WIB. Ia ditangkap di rumah keluarganya di Kampung Barengkok, Batung, Tenjo, Kabupaten Bogor. Anwar ditangkap disebuah rumah semi permanen.

Rumah yang terbuat dari bilik-bilik bambu tersebut seluas 4x6 meter persegi. Rumah tersebut pun tampak tidak mendapat aliran listrik. Pasalnya, untuk penerangan hanya memakai lampu corong.

Di sekitar rumah tersebut hanya terdapat satu rumah yang berjarak kurang lebih lima meter. Sementara disekeliling rumah tersebut merupakan hutan.

Saat disergap polisi posisi Anwar sedang bersembunyi di kamar mandi rumah tersebut. Anwar berada di tempat tersebut selama dua hari sejak Rabu (13/7)

"Saat kami tangkap dia lagi bersembunyi di kamar mandi," ujar Krishna.

Takut Nusakambangan
Anwar juga sempat buka-bukaan perihal alasan kabur dari rutan Salemba. Anwar semula berkilah kabur karena ingin menjenguk ayah yang terserang stroke.

Namun, belakangan Anwar mengaku kabur karena merasa takut menjalani hukuman seumur hidup di Nusakambangan.

"Tadi kita tanya lagi, dia bilang dapat cerita dari tahanan-tahanan lain kalau sesudah setengah masa tahanan, biasanya penghuni akan dipindah ke (Lapas) Nusakambangan," urainya seraya
mengemukakan, Ia takut tidak bertemu keluarga lantaran keluarga Anwar hidup di bawah garis kemiskinan.

"Dia takut nggak ketemu keluarganya lagi. Takut nggak dijenguk kalau misalkan dipindahin ke sana," paparnya. (tribunnews/glery lazuardi/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini