Laporan Wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa pendukung Walikota Surabaya Tri Rismaharini ternyata datang ke Bentara Budaya Jakarta tidak cuma ingin memperlihatkan dukungan.
Sejumlah orang yang membawa spanduk dukungan agar Risma mau berkontestasi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, mengaku ingin memperlihatkan sesuatu pada relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama yang tergabung dalam 'Teman Ahok'.
Koordinator Lapangan Tanah Merah untuk Risma (Tameris) Simon Pikauly menyatakan mereka ingin memperlihatkan relawan pendukung calon pertahana itu, bahwa ada elemen masyarakat yang tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama.
"Kami mau beri tahu Teman Ahok bahwa ada warga yang tak mau dipimpin oleh gubernur sekarang," kata Simon di depan Bentara Budaya Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Menurut Simon, ada bagian dari masyarakat Jakarta yang ingin dipimpin dengan gaya Risma. Dia menilai Risma lebih merangkul masyarakat di Surabaya.
Hal berbeda, katanya, diperlihatkan Ahok selama memimpin Jakarta. "Kebijakan gubernur yang sekarang malah hancurkan rakyat kecil," katanya.
Sedangkan kehadiran mereka yang menunggu Risma hingga selesai membuka pameran lukisan anak berkebutuhan khusus asal Surabaya, diakui Simon sebagai bentuk dukungan moral.
"Ini bentuk dukungan moral kami. Hanya ini yang bisa warga lakukan," kata Simon.
Saat keluar dari gedung di dalam Kompleks Kompas Gramedia, perempuan yang kesehariannya mengenakan kerudung itu, sempat melambaikan tangannya ketika dielu-elukan pendukungnya.
Hanya, saat ditanyai wartawan, Risma kembali menyatakan dia enggan ikut dalam kontestasi politik lima tahunan itu meski dukungannya agar mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta semakin gencar.
"Kalau pribadi, aku gak kepingin," kata Risma seraya masuk ke mobil tumpangannya, Kamis (21/7/2016).
Setelah Tameris mendeklarasikan diri dukungan kepada Risma jika mencalonkan diri sebagai pimpinan Ibukota Indonesia beberapa waktu lalu, hari ini organisasi bernama Jaklover menyatakan sikap serupa.
Bahkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pernah menegaskan seluruh kader partainya adalah petugas yang harus patuh mandat partai.
Aturan yang berdasar pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) PDIP, disebut Hasto, berlaku pula pada Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
"Di AD/ART partai, kalau ada perintah wajib lakukan," kata Hasto usai deklarasi Indonesia Melawan Kekerasan Seksual di Metropole, Cikini, Jakarta, Kamis (12/5/2016).