TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Acara penganugerahan Penghargaan Achmad Bakrie XIV-2016 telah dilangsungkan Sabtu (20/8) malam di auditorium Jakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat.
Penghargaan Achmad Bakkrie XIV Untuk Negeri ini tersaji meriah, namun tetap khidmat dan menyenangkan.
Meriah, karena banyaknya tamu yang menghadirinya; khidmat, karena acara tetap tergelar dalam koridor apresiasi untuk anak negeri yang berprestasi, dan menyenangkan, mengingat keseluruhan rangkaian acara mampu memikat.
Semua yang hadir senang dengan sajian menghibur dari Once, mantan vokalis Dewa, Bunga Cinta Lestari, grup band The Dance Company, serta pantomim lucu, menarik dan unik dari Septian Dwi Cahyo. Acara yang diselenggarakan oleh Freedom Instritute dengan dukungan Yayasan Achmad Bakrie, TvOne, Viva.co.id, dan Universitas Bakrie ini direkam dan akan ditayangkan pekan depan di TvOne & ANTV.
Penerima PAB XIV Untuk Negeri diberikan kepada Mona Lohanda (pemikiran sosial), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (kedokteran & kesehatan), Danny Hilman Natawidjaya (sains), Rino Rakhmata Mukti (peneliti muda berprestasi), dan Afrizal Malna (kesusteraan).
Pemilihan mereka ditetapkan oleh dewan juri yang diketuai oleh Rizal Mallarangeng, pimpinan Freedom Institute. Rizal tidak mempermasalahkan jika ternyata ada figur penerima penghargaan yang menolak, sebab pada intinya mereka mengapresiasi sumbangsih atau kontribusi yang diberikan penerima penghargaan untuk masyarakat, bangsa dan negara. Afrizal Malna, penerima penghargaan untuk kategori kesusteraan, menolak untuk menerimanya.
Rizal Mallarangeng menjelaskan, di tingkat pemberian Nobel pun ada juga yang memutuskan tidak menerimanya, tetapi hal itu tidak merubah apresiasi dari dewan juri. Hal itu juga yang disampaikan oleh Aburizal Bakrie, putra sulung dari Achmad Bakrie.
"Sikap dan apresiasi kita terhadap saudara Afrizal Malna tidak berkurang sedikitpun. Saudara Afrizal telah memberikan sumbangan penting dalam perkembangan kesusasteraan Indonesia," demikian dikemukakan ARB saat memberikan sambutannya di acara yang antara lain dihadiri Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, Sekjen Idrus Marham, dan tokoh-tokoh senior Golkar seperti Prof.Bomer Pasaribu, Agung Laksono, Subiyakto Tjakrawerdaya, Fadel Muhammad. Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) Untuk Negeri disampaikan sejak tahun 2003, atau lima tahun setelah pengusaha pribumi asal Lampung tersebut wafat (1916-1988).
Dari usaha perdagangan, pria kelahiran Kalianda, Lampung, 1 Juni 1916 itu merambah dunia industri. Ia memulainya pada 1957 dengan membeli sebuah pabrik kawat dan kemudian memperluas bisnisnya dengan mendirikan pabrik pipa baja, pabrik cor logam dan pabrik karet remah.
Sampai dengan Achmad Bakrie tutup usia pada 15 Februari di Tokyo, Jepang, ia telah berhasil mendirikan satu kerajaan bisnis terkemuka di Indonesia, PT.Bakrie & Brothers. Kerajaan bisnis ini telah berkembang ke berbagai bidang usaha seperti telekomunikasi, properti, industri pipa, pertambangan, investasi, serta bisnis lainnya.
Kelompok ysaha Bakrie kini telah menjadi perusahaan tersebut memiliki lebih dari 50.000 karyawan yang tersebar di lebih dari 100 perusahaan di Indonesia, serta yayasan dan perguruan tinggi. Achmad Bakrie menikah dengan Roosniah Bakrie (1926-2012), wanita bermarga Nasution.
Pasangan tersebut dikaruniai empat orang anak, yakni Aburizal Bakrie, Roosmania Kusmulyono, Nirwan Dermawan Bakrie, dan Indra Usmansyah Bakrie. Setelah berpulangnya Achmad Bakrie, panji Bakrie di dunia usaha dipanggul oleh Aburizal Bakrie serta adik-adiknya.
Aburizal sendiri mengundurkan diri dari pimpinan perusahaan sejak pertengahan 2004, yakni tatkala dipercaya menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dalam Kabinet Indonesia Bersatu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
KEPENTINGAN SOSIAL