News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tewas Usai Ngopi

Keluarga Sempat Minta Dokter Ambil Cairan di Lambung Mirna

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidang lanjutan kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak keluarga Wayan Mirna Salihin sempat meminta dokter Rumah Sakit Abdi Waluyo mengambil sampel cairan di lambung Mirna.

Dokter Rumah Sakit Abdi Waluyo, Ardianto mengungkap hal tersebut di sidang kasus pembunuhan Mirna di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).

Keluarga meminta sampel cairan di lambung Mirna karena curiga istri Arief Soemarko itu meninggal dunia karena diracun.

"Ayah pasien meminta dokter mengambil cairan lambung karena merasa anaknya ini diracun. (Pengambilan sampel cairan lambung) untuk memenuhi permintaan keluarga," kata Ardianto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).

Ardianto menjelaskan, dokter sempat melakukan CT Scan untuk mengetahui penyebab kematian Mirna.

Namun, menurutnya pemeriksaan itu tidak ada pembuluh darah pecah di bagian otak.

"Saya bilang kami belum tahu, banyak kemungkinan (penyebab kematian,-red), bisa serangan jantung. Salah satu paling gampang. Kami CT scan, ternyata hasil tak ada pembuluh darah pecah," kata dia.

Setelah merasa ada kejanggalan penyebab kematian Mirna, dokter
RS Abdi Waluyo menawarkan pihak keluarga agar diautopsi dan di rujuk ke rumah sakit lain.

Namun, Ardito mengaku pihak keluarga menolak.

Darmawan Salihin, ayah kandung Mirna, kata dia, meminta pihak dokter untuk mengambil sampel cairan yang ada di dalam lambung Mirna.

"Di RS kami tidak ada fasilitas autopsi. Kami mengsulkan untuk melakukan autopsi, tetapi keluarga menolak. Dari keluarga tolong diminta cairan lambung saja," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini