TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Syarif berkomentar mengenai ucapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang menyebut penertiban di Rawajati dipolitisasi.
Adapun, ucapan Djarot tersebut terkait kehadiran aktivis Ratna Sarumpaet dan Syarif saat penertiban Rawajati.
"Kita hormati pendapat orang yang menilai dengan sudut yang sempit ya, bahwa itu sebagai politisasi. Kalau saya balik tanya, memang Syarif siapa kalau bukan politisi?" ujar Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jumat (2/9/2016).
Menurut Syarif, sudah menjadi tugasnya sebagai anggota Dewan untuk melakukan negosiasi demi membela warga.
Apalagi, warga yang dibela merupakan warga miskin yang tidak mendapatkan pembelaan dari siapapun.
"Ketika rakyat sepi dari dukungan moral dan semua tidak mendukung, ada yang salah kalau saya bela?" ujar Syarif.
Selain itu, Syarif berpendapat penertiban di Jakarta tahun ini sudah semakin masif. Sehingga dia ingin mengingatkan Pemprov DKI untuk lebih manusiawi selama melakukan penertiban. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memandang penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kerap dipolitisasi.
Salah satunya penertiban di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan itu. Pada penertiban permukiman liar di Rawajati Kamis pagi kemarin, Ratna Sarumpaet dan Syarif menyambangi kawasan tersebut. Mereka menghadang Satpol PP dan mempertanyakan surat perintah penertiban.
"Biasa lah itu, itu kan dipolitisasi. Itu biasa," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis. (Baca: Djarot Sebut Penertiban di Jakarta Sering Dipolitisasi)
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun berpendapat demikian. Menurut dia, orang-orang yang membela warga terdampak penertiban selalu itu-itu saja. Pemprov DKI pun tidak mau ambil pusing dengan kritik dari orang-orang itu.
"Bu Ratna mana ada enggak (datang di penertiban), (dia) ada di mana-mana kok. Kayak Syarif juga gitu kan. Ya sudahlah," kata Ahok.
Penulis : Jessi Carina