TRIBUNNEWS.COM, PONDOK INDAH - Perampokan sekaligus penyanderaan pemilik rumah terjadi di kawasan elit, Bukit Hijau IX, Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak Sabtu (3/9/2016), sekitar pukul 06.00 WIB.
Rumah dirampok adalah rumah mewah milik Asep Sulaeman.
Saat ini dikabarkan polisi telah membebaskan sandera dan mengamankan dua pelaku.
Warga sekitar pun mengerumuni lokasi kejadian.
Sebelumnya, pembantu ikut disandera, namun berhasil lolos hingga melaporkan kejadian tersebut ke petugas satuan keamanan kompleks.
Kejadian tersebut kini menjadi breaking news stasiun televisi nasional.
Pada media sosial Twitter, kata “Pondok Indah” menjadi trending topic.
Kejadian tersebut sebenarnya kejadian luar biasa.
Kejadiannya di kawasan elite dan korbannya adalah orang ternama.
Tentang Asep Sulaeman
Asep Sulaeman merupakan pensiunan pada perusahaan minyak sekaligus negosiator dengan pemerintah.
Dia pernah menjabat:
* Vice President Exploration ExxonMobil Indonesia
* Senior Vice President Exploration and External Relation ExxonMobil Indonesia
* Senior Vice President of ExxonMobil Affiliates Indonesia. [sumber: ExxonMobil Foundation partners with Dompet Dhuafa to advance education programs in Indonesia]
Dia adalah alumnus Universitas Padjajaran, Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Tentang ExxonMobil
Dikutip dari Wikipedia.org, ExxonMobil, bermarkas di Texas, Amerika Serikat, adalah sebuah perusahaan penghasil dan pengecer minyak yang dibentuk pada 30 November 1999 melalui penggabungan Exxon dan Mobil.
ExxonMobil adalah induk perusahaan Exxon, Mobil dan Esso di seluruh dunia.
ExxonMobil merupakan perusahaan terbuka yang terbesar di dunia.
Keuntungan operasinya pada 2005 sebesar AS$36,13 miliar (sebuah rekor untuk perusahaan diperdagangan publik), sedikit lebih kecil dari PDB Azerbaijan, sedangkan pendapatannya lebih besar dari PDB Arab Saudi.
ExxonMobil berkantor pusat di Irving, Texas.
Bersama dengan Shell, BP dan Total, Exxon Mobil merupakan empat perusahaan minyak terbesar di dunia.
Direktur ExxonMobil sekarang adalah Rex W. Tillerson. (Tribun Timur/Edi Sumardi)