TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembantu rumah Asep Sulaiman yang berhasil melarikan diri dari penyanderaan, Reni, menyebutkan pelaku sempat marah dan membentaknya.
Pelaku memintanya tidak berisik. Sebab, kedatangannya bukan untuk merampok kendati menodongkan senjata api.
"Pembantunya sempat mengaku kalau penjahatnya ngomong begini ke dia, 'Mbak, jangan berisik! Saya bukan mau rampok. Saya cuma ada urusan sama bapak (Asep)," kata Ros (43), seorang penjual minuman, yang mengaku sempat berbincang dengan pembantu Asep di lokasi.
Sebagaimana pengakuan si pembantu, pelaku menyampaikan itu lantaran dirinya dan istri Asep menangis dan sesekali berteriak setelah kedatangan pelaku dengan senjata api itu.
Apalagi, kedua pelaku juga meminta agar seluruh alat komunikasi atau telepon genggam penghuni rumah. Kunci-kunci kendaraan juga diminta.
Ros melanjutkan pengakuan Reni tentang awal kejadian itu.
Menurut Reni, awalnya dirinya tidak mengetahui dari mana kedua pelaku bisa masuk ke halaman depan rumah.
Reni memang tidak terdengar suara apapun sesaat dirinya keluar rumah pada Sabtu, sekitar pukul 05.30 WIB.
Tiba-tiba, datang dua pria mengenakan sabo atau penutup wajah. Dengan menodongkan senjata api ke Reni, kedua pelaku menggiringnya masuk ke dalam rumah.
Dan pelaku minta ditunjukkan kamar tidur dari Asep selaku majikannya.
Akhirnya, Asep, istri dan putrinya keluar dari kamar masing-masing lantaran melihat dari jendela bahwa pembantunya menangis dengan todongan senjata api.
Kemudian, kedua pelaku mengumpulkan Reni dan keluarga Asep di salah satu kamar lantai dua rumah.