TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disodorkan secarik kertas oleh Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kertas itu diberikan saat Ahok hadir dalam rapat pleno Pengurus DPP PDI Perjuangan di kediaman Megawati Soekarno Putri, di Jalan Teuku Umar 27, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016).
Baca Juga : Tinggalkan Rumah Megawati, Wajah Ahok Cemberut
Selain Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, turut hadir dalam rapat yakni Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wasekjen Bidang Internal PDIP Utut Adianto, Bambang DH, Menko PMK Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Bidang Keorganisasian dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPP PDIP bidang Agama dan Kepercayaan Hamka Haq, Ketua DPP bidang Pemuda dan Olahraga Sukur Nababan.
Saat pertemuan berlangsung, Ahok mengaku diberikan secarik kertas oleh Pramono Anung yang berisikan Dasa Prasetya PDIP.
Dasa Prasetya merupakan arah umum perjuangan PDIP dalam menerapkan ideologi Pancasila 1 Juni 1945.
"Dikirim, Pak Pram (Pramono Anung) yang foto. Pak Pram duduk. Kasih lihat ini (keluarin kertas dari kantong). 'Tahu tidak apa yang mau diperjuangin PDIP? Dasa Prasetya PDIP'," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016), menirukan ucapan Pramono.
Kemudian Ahok menjawab, bahwa dia sudah menerapkan Dasa Prasetya PDIP.
Ahok mencontohkan penerapan kebijakan kepada warga melalui biaya kesehatan dan pendidikan gratis.
"Sudah saya lakuin kayak gini sih. Sudah saya lakuin kayak gini, bebas biaya berobat dan pendidikan," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut
Diketahui Dasa Prasetya berarti sepuluh janji kesetiaan, berisi 10 (sepuluh) butir pemikiran kebangsaan mengenai usaha pemberdayaan dan pemerataan kesejahteraan Rakyat.
1. Menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, dan UUD 1945, serta menjaga kebhinekaan bangsa.
2. Memperkokoh kegotong-royongan Rakyat dalam memecahkan masalah bersama.
3. Memperkuat ekonomi Rakyat melalui penataan sistem produksi, reforma agraria, pemberian proteksi, perluasan akses pasar, dan permodalan.
4. Menyediakan pangan dan perumahan yang sehat danlayak bagi Rakyat.
5. Membebaskan biaya berobat dan biaya pendidikan bagi Rakyat.
6. Memberikan pelayanan umum secara pasti, cepat, dan murah.
7. Melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam, serta menerapkan aturan tata ruang Secara konsisten.
8. Mereformasi birokrasi pemerintahan dalam membangun tata pemerintahan yang baik, bebas dari praktek korupsi,kolusi, dan nepotisme.
9. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi partisipatoris dalam prosespengambilan keputusan.
10. Menegakkan Hukum dengan menjunjung tinggi azas keadilan dan hak azasi manusia.
Hingga kini, PDIP belum mengumumkan pasangan calon yang akan diusung dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Sinyal dukungan akan diberikan kepada Ahok-Djarot.
PDIP akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka usung dalam Pilkada DKI 2017 pada malam ini, Selasa (20/9/2016).
"DPP PDI Perjuangan memastikan akan mengumumkan pasangan calon gubernur dan wagub DKI pada Selasa, 20 September 2016, pukul 20.00," ujar Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto melalui keterangan tertulis, Senin (19/9/2016).
Pengumuman cagub dan cawagub DKI itu dilakukan berbarengan dengan calon pimpinan di daerah lain. Adapun bakal cagub dan wagub yang akan diusung oleh PDIP, kata Hasto, telah mengikuti tahapan serta uji kelayakan yang ada di internal PDIP.