TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama menyebut bakal calon gubernur, Anies Baswedan, dan tim suksesnya tidak mengerti data.
Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki ini untuk menanggapi pernyataan Anies yang menyebut proyek pembersihan sungai-sungai di Jakarta diinisiasi pada masa pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo atau Foke.
"Sebenarnya Pak Anies kalau mau lebih rajin, kamu cari di Google aja. Orang kirim ke saya, kan iseng gitu ya, 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke', langsung keluar ditulis, 'You mean sungai bersih karena Ahok'. Itu Google gitu lho, ha-ha-ha," kata Basuki atau Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10/2016).
Ahok juga menyebut ada meme yang juga menyindir pernyataan Anies, yakni tentang pencipta media sosial Facebook.
Media sosial yang kerap disingkat FB itu merupakan ciptaan Mark Zuckerberg.
"Oh ternyata Facebook pun disingkat, jangan-jangan kepanjangan FB itu Fauzi Bowo, tahu enggak? Supaya kesannya keren, jadi Facebook singkatannya jadi FB, ha-ha-ha," kata Ahok tertawa.
Anies sebelumnya sempat mengatakan, proyek pembersihan sungai-sungai di Jakarta diinisiasi pada masa pemerintahan Foke.
Namun, proyek tersebut baru bisa dieksekusi pada masa pemerintahan Ahok.
"Proyek pembersihan dan pengerukan sungai dimulai sejak zaman Gubernur DKI Fauzi Bowo, diresmikan di zaman Gubernur DKI Joko Widodo, dan dilaksanakan dengan baik di zaman Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, demikian juga diharapkan oleh pemimpin-pemimpin berikutnya," ujar Anies melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/10/2016) lalu.
Proyek pembersihan sungai di Jakarta, menurut Anies, direalisasikan melalui Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) pada 2008 dengan negosiasi pinjaman dari Bank Dunia.
Namun, proyek tersebut tidak bisa dilaksanakan karena terganjal dua peraturan pemerintah tentang pinjaman.
Proyek pembersihan sungai baru bisa dimulai pada Maret 2012 setelah pemerintah pusat menerbitkan dua peraturan pemerintah baru terkait pinjaman Bank Dunia.
Kemudian proyek JEDI dimulai oleh Gubernur DKI Joko Widodo pada tahun 2013.
Proyek JEDI kemudian dilanjutkan oleh Ahok. Pinjaman itu sempat ingin dibatalkan karena Ahok menganggap target yang ditawarkan Bank Dunia terlalu lama.
Namun, setelah negosiasi ulang, Bank Dunia menyatakan bahwa target itu dapat disesuaikan.(Kurnia Sari Aziza)