Namun, kata dia teman pamannya itu meneriaki maling.
Hal itu membuat Sholeh kabur dan masuk ke rumah seorang warga meminta perlindungan.
"Namun di rumah warga, paman saya justru disangka penculik anak oleh penghuni rumah. Ini mungkin karena isu penculikan anak marak dan beredar di Depok," kata Wahyu.
Karenanya kata Wahyu, warga lainnya akhirnya berkumpul dan menuduh pamannya sebagai bagian kelompok penculik anak.
"Menurut paman saya, di luar rumah, warga sudah berkumpul. Paman saya lalu dihajar warga beramai-ramai dan akhirnya dibawa ke Pospol Citayam," kata Wahyu.
Di pospol, Sholeh diinterogasi petugas dan diminta mengakui apakah ia benar-benar penculik anak atau bukan.
"Di sana paman saya bilang, polisi ikut mukulin juga karena paman saya gak mau ngaku," kata Wahyu.
Akhirnya, Sholeh dibawa ke Polsek Pancoran Mas.
"Di sana, lagi-lagi paman saya disuruh mengaku sebagai penculik anak. Tapi paman saya bukan orang bodoh dan tetap tidak mengaku karena memang tidak berniat berbuat itu," kata Wahyu.
Setelah sehari ditahan di Polsek Pancoran Mas, Depok, akhirnya Sholeh diperbolehkan pulang, Rabu (5/10/2016) siang.
"Sekarang kondisi paman saya trauma sekali dan kepalanya masih pusing karena dipukuli," kata Wahyu.
Wahyu menduga apa yang terjadi pada pamannya karena adanya isu menyesatkan soal kelompok penculik anak yang disebut-sebut berkeliaran di Depok.
"Apalagi penampilan paman saya berambut gondrong. Jadi dia mudah saha disangka pelaku kejahatan, dengan tuduhan tidak jelas," katanya.
Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho menuturkan isu adanya kawanan penculik anak memang sempat beredar dan meresahkan warga di Depok.