TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie kedatangan tamu. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersama Djarot Saiful Hidayat bersilaturahmi dan panen nasihat, Jumat (14/10/2016).
Sebuah nasihat yang menarik perhatian publik adalah tentang nasihat Habibie pada Ahok mengenai Surat Al Maidah ayat 51.
Perkataan Ahok sebelumnya yang menimbulkan kontroversi juga mendapat perhatian khusus BJ Habibie.
Seperti laporan reporter Tribunnews,com, Dennis Destryawan, Habibie kepada Ahok menyampaikan, agar tidak mudah terpancing membalas opini publik.
Kata Habibie, meski disalahpahami oleh publik harus dibalas dengan senyuman.
"Sarannya itu aja, kadang-kadang disalahpahamin pun, mau nangispun, masih senyum. Tidak usah dibalas dengan kata-kata," ucap Ahok.
Berita pertemuan Ahok dengan Habibie menyita perhatian publik.
Melalui kolom komentar berita berjudul: Pesan BJ Habibie kepada Ahok Terkait Surat Al Maidah, berbagai respon netter masuk.
Beberapa berdebat sengit bahkan menggunakan kalimat yang kurang tepat, ada juga yang berdiskusi santun.
Nah ada satu komentar netizen yang menarik perhatian netter lain.
Ia mengutip kalimat Habibie yang menurut pengakuaannya mebuatnya merinding.
"Sebentar lagi saya pergi ke alam istri,masa depan ada di tangan kalian."
"Sumpah gw merinding bacanya,wooyy sadar woyy.."
"Untuk apa gaduh,masa dpn bangsa ini ada di tangan kita.."
"Bangsa ini bangsa musyawarah mufakat.." Tulis akun dengan nama Satya Zulfiqar Ipnu.
Banyak yang mengagumi sosok BJ Habibie, tak hanya kisah cintanya yang membuat banyak orang terharu, atau prestasinya dalam akademik dan pengabdian pada ilmu pengetahuan.
Ataupun soal kepemimpinannya saat menjabat menjadi Presiden RI.
Tapi juga kata-katanya yang bijak, nasihat-nasihatnya yang mumpuni memberi inspirasi bagi banyak orang.
Seperti diketahui sebelumnya, Ahok melangsungkan pertemuan dengan Habibie, Rabu (12/10/2016).
Ahok mengatakan Habibie akan berangkat ke Jerman, dan menetap selama tiga bulan.
Dalam pertemuan tersebut Ahok mendapat banyak petuah, mendapat kenang-kenangan buku serta berbagai hal yang bermanfaat untuk kemajuan Jakarta. (*)