Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jaya menemukan fakta baru terkait asal usul dua senjata api yang digunakan untuk merampok di rumah mantan vice presiden ExxonMobil, Asep Sulaiman.
Ada aliran dana yang masuk ke rekening AJS, dalang pelaku kejahatan.
Uang itu dipergunakan untuk membeli senjata api jenis walther ppk dan revolver.
Atas informasi itu, aparat kepolisian melakukan penyelidikan.
Untuk membongkar rekening itu, penyidik akan bekerjasama dengan pihak Bank Indonesia (BI).
"Rekening wanita diduga kerabat dari penjual senpi ke AJS," ujar Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan, kepada wartawan, Minggu (16/10/2016).
Penyidik Subdit Jatanras Dit Reskrimum Polda Metro Jaya masih menelusuri asal senjata api yang dipergunakan para penjahat saat beraksi di rumah mantan vice presiden ExxonMobil, Asep Sulaiman.
AJS bersama dengan empat orang temannya membawa senjata api jenis walther ppk dan revolver saat beraksi di jalan Bukit Hijau IX, nomor 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9/2016).
Untuk mendalami asal usul senjata api (senpi) tersebut, aparat kepolisian memperpanjang masa penahanan tersangka AJS selama 30 hari.
Sementara untuk empat teman yang lain, yaitu SU, RHN, SAS, dan S alias C, telah dilakukan pemberkasan.
Penyidik telah melimpahkan berkas ke kejaksaan, Selasa (11/10/2016).
Selain melakukan pemeriksaan terhadap mantan sopir ExxonMobil itu, penyidik juga meminta keterangan dari istri yang bersangkutan.
Sebelumnya, kasus perampokan dan penyanderaan di Pondok Indah, terjadi, Sabtu (3/9/2016).
Pelaku berjumlah lima orang.
Namun, berdasarkan kuasa hukum dari dua pelaku berinisial AJS dan S peristiwa itu bukan murni perampokan.