News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aksi Terorisme di Tangerang

Asal Usul Sultan Mengenal ISIS Berawal dari Ciamis

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanda ISIS ditempelkan di pos Polisi yang menjadi lokasi penyerangan dengan senjata tajam terhadap anggota Kepolisian di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10/2016). Seorang pelaku teror melakukan penusukan terhadap Kapolsek Tangerang dan dua anggota satlantas Polres Tangerang yang sedang bertugas. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian membeberkan keterlibatan Sultan Aziansyah (22) dalam jaringan ISIS.

Sultan sebelumnya menebar teror dengan menyerang tiga anggota polisi dan melemparkan bahan peledak di kawasan Cikokol, Tangerang, Kamis (20/10/2016).

Menurut Tito, Sultan kerap kali bermain internet di warnet.

Dari situ, perilaku pemuda berusia 22 tahun tersebut mendadak berubah.

Ia lebih pendiam dan tertutup.

Bahkan Sultan sempat kabur dari rumahnya yang berada di Desa Lebak Wangi RT 04 / RW 02 No 71 Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang.

Sultan menghilang, keluarganya pun turut mencarinya.

Pihak keluarga akhirnya mengetahui keberadaannya.

"Dia ditemukan di Ciamis, baru saja didatangi kakaknya, dia malah lari. Kemudian diamankan dan dibawa ke Polsek setempat," ujar Tito di RS Siloam Tangerang, Jumat (21/10/2016).

Tito mengungkapkan setelah dibawa keluarganya, Sultan kembali melarikan diri.

Perilaku Sultan berubah total semenjak menuntut ilmu di Pondok Pesantren yang berada di Ciamis itu.

"Hasil penelusuran kami, bahwa dia ini berada di pesantren yang dikelola seseorang yang berinisial FA," ucapnya.

FA ini bagian dari jaringan teroris lama.

Ia berada di dalam Al Jamaah Islamiyah.

"Beberapa kali FA ini membesuk Abu Bakar Baasyir di Nusakambangan," kata Tito.

Namun, saat ini FA sudah meninggal dunia.

FA meninggal sekitar satu tahun yang lalu.

"Semenjak ISIS terbentuk, kelompok FA ini ada yang pro dan kontra," ungkapnya.

Ada yang bergabung dengan ISIS.

Ada pula yang masih beraliansi dengan Al Qaeda.

"Namun kelompok FA dukung ISIS, dan juga satu ideologi dengan JAT pimpinan Maman Abdulrahman yang bergabung dengan ISIS," imbuh Tito.

Menurut Tito, Sultan direkut FA sekitar satu tahunan lebih.

Bahkan Sultan dapat berinteraksi langsung dengan jaringan ISIS yang berada di Suriah.

"Dia berkomunikasi langsung secara online menggunakan website dan chatting dengan jaringan ISIS. Dicurigai dia ini langsung berkomunikasi dengan Bahrul Naim orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah," papar Tito.

Penulis: Andika Panduwinata

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini