Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menemui warga yang rumahnya nyaris ambruk saat berkunjung ke perkampungan di Jalan Desa Putra, Gang Setu Babakan, RT 06 RW 05, Jakarta Selatan.
Mengenakan kemeja kotak-kotak merah, Ahok hendak menyusuri saluran penghubung kali Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Tapi, di tengah perjalanan, Ahok melihat ada rumah yang kondisinya tak layak huni.
Bangunan rumah memprihatinkan.
Genteng pecah, atap roboh, penyangga rumah hanya ditopang bambu, dan cat biru muda yang menjadi dasar warna tembok sudah terkelupas.
"Parah juga ya rumahnya," ucap Ahok seraya masuk ke rumah warga.
Penghuni rumah yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Jakarta ternyata mengontrak.
Kiki (24), tinggal bersama suami, Ade (26), dan kedua anaknya.
"Kalau hujan bocor, banjir. Saya tinggal sama kedua anak saya. Ini rumah kontrakan sudah hampir setahun," ucap Kiki.
Kiki ditawarkan Ahok untuk tinggal di rumah susun.
Kiki belum tahu mau atau tidak.
Sebab, dia hanya mengikuti kemauan sang suami.
"Iya tadi ditawarin pindah ke rusun. Tapi, sudah biasa di sini, kerja bengkel. Dipikir-pikir dulu deh," kata Ade.
Ade menceritakan, dalam sebulan harus mengeluarkan kocek paling rendah Rp 400.000 untuk tempat tinggalnya.
Namun, pembayaran tidak selalu sama, mengingat kondisi bangunan yang rusak serta penghasilannya yang tidak menentu.
"Sebenarnya ini mau dijual tapi enggak laku-laku. Kondisi begini saya juga pemasukan enggak jelas juga," imbuh Ade.