Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat tawar-menawar dengan warga yang hendak direlokasi di Kecapi, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ahok memulai kampanyenya dengan blusukan ke kampung-kampung. Saat kunjungan, Ahok sempat berdialog dengan warga. Terutama, mengenai rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang hendak melakukan penertiban.
Sebab, wilayah yang disambangi Ahok rawan banjir, hampir sepaha orang dewasa. Sungai yang berada di dekat rumahnya sudah tidak dapat menampung debit air. Karenanya diperlukan normalisasi.
Ahok menjelaskan, salah satu cara mengantisipasi banjir adalah dengan mengeruk kali. Dan itu berarti diperlukan alat berat masuk ke kawasan padat penduduk itu.
"Bapak mau enggak saya beli tanahnya, karena sudah milik bapak. Saya ganti supaya warga yang lain ke tolong (tidak kebanjiran)," ucap Ahok kepada Salamin (40), warga Kebagusan RT 12 RW 04, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2016).
Salamin sempat meminta kepada Ahok, agar huniannya tidak ditertibkan. Salamin menjelaskan, kali yang berada di belakang rumahnya tersebut bukan kali besar, melainkan hanya penghubung. Dan banjir, dikarenakan air kiriman dari Pintu Air Setu Babakan.
Ahok menerima usulan tersebut. Ahok menegaskan akan berupaya untuk memperdalam tali air tersebut dengan alat berat kecil semaksimal mungkin. Tapi, bila tetap banjir, maka penertiban akan dilangsungkan.
"Saya kirim alat berat gali semaksimal mungkin dapat berapa kita tes. Kalau enggak bisa tergantung masyarakat. Kita usahakan gali tes, satu meter setengah masih kena gak," ucap Ahok.