TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang saat ini sedang cuti untuk berkampanye pada Pilkada DKI 2017, menilai Kali Kebagusan perlu diperlebar dan dinormalisasi.
Namun, pelebaran berarti bahwa akan ada penggusuran rumah warga.
Ahok menyampaikan hal itu saat mendatangi permukiman warga di sekitar Kali Kebagusan di Jalan Kebagusan IV, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2016).
Dalam kunjungannya itu, ia sempat menemui warga dari rumah ke rumah dan mengadakan dialog.
Dari dialog itu, warga melaporkan kepada Ahok bahwa lingkungan tempat tinggal kerap kebanjiran.
"Apalagi kalau hujan gede, Pak," kata salah seorang warga.
Baca: Ahok: Ini Lurahnya Enggak Pernah Ngurus, Catat!
Baca: Ahok Serahkan Aksi Unjuk Rasa 4 November kepada Aparat Keamanan
Kepada warga, Ahok menyatakan, banjir terjadi karena permukiman warga terlalu dekat dengan kali.
"Kondisinya sama kayak di Kampung Pulo sama Bukit Duri. Jadi tinggalnya di bawah sungai. Makanya kerendem," ujar Ahok.
Ia menilai, pencegahan banjir perlu dilakukan dengan cara melebarkan kali.
Namun, konsekuensinya, harus ada rumah yang dibongkar.
Warga yang rumahnya tergusur akan disediakan rumah susun sewa.
"Makanya kami minta berapa rumah (dibongkar), nanti dipasangi beton, baru dikeruk," kata Ahok.
Setelah berdialog, Ahok langsung meninjau Kali Kebagusan yang berada tepat di samping permukiman warga.
Kali Kebagusan sama sekali tidak memiliki turap. Saat kedatangan Ahok, ketinggian permukaan air hanya beberapa sentimeter di bawah lantai rumah warga.
Dalam kunjungannya itu, Ahok didampingi sejumlah anggota tim kampanyenya, di antaranya dua anggota Fraksi PDI-P di DPRD DKI, yaitu Merry Hotma dan Yuke Yurike.
Penulis: Alsadad Rudi