TRIBUNNEWS.COM -- Iskandar terlihat termangu. Lelaki 53 tahun, pedagang rokok dengan gerobak, menjadi korban penyerangan kelompok massa di Jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Jumat (4/11/2016) malam.
"Hati saya nyesek dan sedih lihat sepeda saya sudah hangus dibakar. Tapi, mau bagaimana lagi, saya pasrah saja karena sudah kejadian seperti ini. Saya sangat menyesali kejadian ini," ujarnya.
Sepeda tua milik Iskandar yang dititipkan di warung rekannya, Ruslani, hangus dibakar oleh kelompok anak ABG pada saat kejadian tersebut. Dalam kejadia tersebut juga terjadi penjarahan minimarket oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab.
"Saya nggak lihat pas sepeda saya dibakarnya. Tahu-tahu sudah hangus begitu itu. Saat kejadian saya di sini, lagi jualan. Tiba-tiba ada yang nyerang dan bakar toko sama Alfamart dan Indomart ini," ujarnya.
Menurut Iskandar, sepedanya itu sangat berarti. Sebab, sepeda tersebut ia gunakan hampir setiap untuk belanja barang dagang ke pasar.
"Sepeda itu buat belanja dan jadi pengganti jalan kaki atau naik angkot, naik ojek bisa Rp15 ribu sekali jalan ke pasar. Kalau naik sepeda gratis, badan dan kaki juga jadi sehat," ujarnya.
Ia membeli sepeda tua tersebut dari temannya seharga Rp 250 ribu pada enam tahun lalu. Kini, harga sepeda tersebut telah mencapai Rp 800 ribu.
Ia sudah sepuluh tahun mengadu nasib di Jakarta dengan berjualan rokok di gerobak di depan minimarket di Jalan Gedong Panjang. Sebagian penghasilannya ia kirimkan ke kampung halaman untuk biaya hidup istri dan tiga anaknya.
Ia berharap ada yang mau mengganti rugi atas sepeda tuanya itu. Namun, ia bingung harus meminta kepada siapa.
Iskandar sudah sepuluh tahun mengadu nasib di Jakarta dengan berjualan rokok di gerobak di depan minimarket di Jalan Gedong Panjang. Sebagian penghasilannya ia kirimkan ke kampung halaman untuk biaya hidup istri dan tiga anaknya.
"Biasanya jualan sehari semalam dapat dapat Rp 600 sampai Rp 700 ribu tapi belum dipotong modal. Yah kalau dapat untung saya kirim ke kampung, buat anak istri," ujarnya.
Seperti Ruslani dan Arif, Iskandar juga mengaku masih khawatir kejadian penyerangan tersebut. Bahkan, ia sampai tidak berani untuk mengeluarkan seluruh barang dagangannya.
"Saya berharap agar para pelaku tidak lagi berbuat kriminal seperti semalam. Semoga mereka insyaf. Tapi, untuk proses hukumnya saya serahkan ke aparat kepolisian saja," tegasnya. (tribunnews/abdul qodir)