Selagi berbincang dengan Warta Kota, pandangan matanya tak lepas memerhatikan puluhan anggota Satpol PP yang sedang merobohkan rumahnya.
"Kalau ada uang kerohiman, mungkin bisa membantu warga yang tak direlokasi untuk cari kontrakan sendiri. Saat ini, lihat saja, teman-teman kami bingung mau tidur di mana," terangnya diamini puluhan warga lain yang sedang berkumpul.
Warga juga menilai penertiban itu dilakukan berlebihan, dengan menerjunkan ratusan personil. Padahal, warga sama sekali tidak melakukan perlawanan.
"Sekali lagi kami bertanya, dimana letak sisi kemanusiannya kalau seperti ini?"
Terkait pilkada pada 12 Februari nanti, warga susah tidak memikirkannya.
Bagi mereka siapapun pemimpinnya, orang susah tetap akan susah. Janji kampanye untuk menyejahterakan rakyat hanya sebatas isapan jempol.
"Mayoritas warga sini milih Pak Jokowi-Ahok saat pilgub. Saat pilpres, kami pilih Pak Jokowi juga. Janji untuk berpihak pada rakyat kecil cuma janji kampanye saja," katanya.
Ditanya soal hak pilih mereka nanti, dengan kompak warga berteriak, "Golput. Kami tidak akan pilih siapa-siapa!"
Sementara itu, Lurah Cawang Haerudin berjanji akan membantu warga agar bisa berkontribusi dalam pilkada nanti.
"Sudah koordinasi dengan dukcapil untuk segera jemput bola ke rusun merubah alamat KTP warga yang direlokasi di sana. Nanti mereka bisa nyoblos di TPT rusun. Sedangkan warga lain yang masih mengontrak di sini, nanti bisa memberikan hak suara di TPS RT08," jelasnya. (fha).