TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pada Sabtu (3/12/2016) malam, sejumlah mantan pengurus DPC PDI-P Jakarta Barat melepas seragam mereka kemudian mengenakan kaus relawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Mereka adalah loyalis Boy Sadikin yang kini mendeklarasikan diri sebagai "Kawan Juang Boy" (KJB).
Sebelum melepas seragamnya, M Ranto, mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI-P Kebon Jeruk, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kepengurusan PDI-P di tingkat cabang hingga ranting. Ia menilai pengurus PDI-P tidak demokratis.
Ia mengaku sudah menghabiskan puluhan juta untuk membesarkan PDI-P, tetapi belakangan aspirasinya tak didengar oleh para petinggi partai.
"Saya sudah dirampok oknum yang tidak jelas. Kepengurusan saya itu sudah dirampok. PDI-P Jakarta Barat sudah mulai dipetak-petakkan. Orang yang militan sudah dipecat-pecatin," kata dia.
Ada pula Matsuni, mantan Ketua PAC Cengkareng yang telah berkiprah di PDI-P selama 30 tahun.
Ia kecewa terhadap keputusan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang memilih untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
"Saya tidak puas dengan pilihan Ibu Mega. Bilamana Ibu Mega mengusung Ahok, saya buka baju. Enggak mau saya punya ketua umum yang plitat-plitut," kata Matsuni.
M Ranto, Matsuni, dan kawan-kawan menyebut para petinggi PDI-P tak mendengar aspirasi mereka yang berjuang di akar rumput.
"Asal bukan Ahok"
Cerita berbeda datang dari Boy Sadikin. Boy adalah "pelari" pertama yang melepas seragam PDI-P tak lama setelah PDI-P memutuskan untuk mengusung Ahok.
Pengunduran diri Boy ini diperkirakan akan diikuti massa di akar rumput PDI-P. Boy lantas menceritakan alasannya mendukung Anies-Sandiaga.
Rumah mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, di Jalan Borobudur Nomor 2, Pegangsaan, Jakarta Pusat, disebut menjadi titik awal Sandiaga memulai pencalonannya.
"Saya milih dukung Pak Sandi ada sebabnya, setahun sebelum ditetapkan oleh Gerindra, dia sudah ke rumah, di situ dia mengenalkan dirinya, mengutarakan niatnya, dia minta tolong ke saya, apa yang dikerjakan Pak Ali Sadikin, diberi masukan. Saya berikan buku Ali Sadikin. Dia langsung baca," kata Boy.