Beluim lagi, kata dia, jika puluhan anak berebutan untuk naik, maka dipastikan kerumunan anak terjadi siaana, dan sebagian akan tumpah ke badan jalan. Hal ini mengakibatkan anak-anak bisa terserempet kendaraan yang melintas di depan halte.
"Bagaimana anak-anak tidak rebutan, karena permainannya cuma satu, dan standar keselamatannya kami anggap tidak layak. Space atau ruang di sekitar arena permainan ini terlalu sempit dan terlalu mepet dengan pagar sekolah," kata Bonar.
Menurut Bonar, sebelum adanya alat permainan itu di halte ramah anak di depan sekolah, para siswa kebanyakan menunggu ortu mereka di dalam sekolah untuk dijemput, pada jam pulang sekolah.
"Namun karena adanya permainan itu, sebagian anak-anak jadi ke luar sekolah dan main ke sana, sambil berebutan naik di pinggir jalan. Meihatnya saja sudah bikin kita khawatir sekali," kata Bonar,
Sebab kata dia tidak mungkin juga guru memperhatikan semua anak-anak apalagi melarang mereja main ke sana.
"Saya sudah mengadukan kekhawatiran kami sebagai ortu siswa ke Kepala Dishub Depok," kata Bonar.
Menurutnya, Kepala Dishub Depok merespon keluhannya dengan sangat baik dan mengaku akan mengevaluasi lagi soal keamanan alat permainan itu.
Sekertaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok Yusmanto menuturkan halte ramah anak yang dilengkapi dengan alat permainan anak itu, dibangun untuk memberikan kenyamanan dan kecerian bagi anak, saat bersama keluarga dan kerabat menunggu angkutan kendaraan.
Namun kata dia, jika anak bermain alat permainan yang disediakan, orangtua juga bertanggung jawab mengawasinya.
Ia mengatakan, jika anak-anak berebutan untuk naik alat permainan Itu memang bisa berbahaya, apalagi jika tak diawasi sama sekali.
"Disinilah peran dan tanggung jawab orangtua untuk kembali mendidik anak. Misalnya dengan mengajarkan budaya antri atau bergantian untuk bisa menikmati permainan itu," katanya kepada Warta Kota, Jumat (9/2/2016).
17 Halte Ramah Anak
Yusmanto menjelaskan Kota Depok pada tahun 2016 ini telah berhasil membangun dan memiliki 17 halte ramah anak, yang tersebar di sejumlah ruas jalan di 11 kecamatan di Kota Depok.
Dibangunnya halte ramah anak ini dilakukan untuk mendukung program Depok sebagai Kota Layak Anak (KLA).