TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Litbang Kompas melakukan survei untuk melihat preferensi publik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Desember ini.
Salah satu hal yang diukur adalah arah dukungan pemilih kelas menengah terhadap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Hasilnya, 42,7 persen pemilih kelas menengah menyatakan akan memilih pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Adapun sekitar 29,3 persen responden mendukung pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Sementara itu, 23,4 persen mengarahkan pilihan kepada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Warga kelas menengah yang berniat memilih Agus-Sylvi mempunyai alasan yang bervariasi, di antaranya karena Agus merupakan bekas anggota militer (13,4 persen), berwibawa (12,4 persen), tegas (11,4 persen), dan muda (10 persen).
Adapun pemilih Anies-Sandi menyatakan akan mendukung pasangan calon tersebut karena dinilai berpengalaman (15,2 persen), mempunyai visi-misi yang baik (12 persen), serta baik/santun (11,2 persen).
Berbeda halnya dengan 29,3 persen responden kelas menengah yang memilih Ahok-Djarot.
Separuh lebih dari mereka menyatakan berniat memilih Ahok-Djarot karena telah melihat kinerjanya selama 2 tahun terakhir ini dengan berbagai gebrakan kebijakannya.
Sementara itu, sisanya beralasan bahwa Ahok-Djarot merupakan sosok tegas dan berpengalaman.
Berdasarkan hasil survei ini, suara kelas menengah DKI Jakarta tampak terpencar.
Sebagian kelas menengah Jakarta bahkan cenderung memilih calon gubernur lebih berdasarkan ikatan primordialisme.
Mereka diketahui kembali cenderung bersifat konservatif yang dicirikan dengan menonjolnya faktor primordial (agama) sebagai pertimbangan dalam memilih.
Sebanyak 39,2 persen warga kelas menengah menyatakan hal itu. Sementara itu, yang memilih dengan pertimbangan aspek pengalaman memimpin ada 25,4 persen, berdasarkan pendidikan sebanyak 12,4 persen, dan 9,5 persen memilih berdasarkan rekam jejak.
Pandangan konservatif inilah yang membuat warga kelas menengah lebih memilih mencari sosok baru pemimpin, meskipun mereka belum yakin pemimpin pilihannya bisa menyelesaikan persoalan Jakarta.
Sebab, dilihat pada tingkat keyakinan tersebut, keyakinan terhadap Ahok-Djarot lebih tinggi (53,72 persen) dibandingkan dengan pasangan calon Agus-Sylvi (48,3 persen) dan Anies-Sandi (36,3 persen).
Survei Litbang Kompas diselenggarakan pada 7-15 Desember 2016. Survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 800 responden secara acak yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta.
Jumlah responden di setiap wilayah ditetapkan secara proporsional. Survei dilakukan menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih sementara (DPS) DKI Jakarta.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin error plus minus 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. (ARGARETHA PUTERI ROSALINA/Litbang Kompas)