TRIBUNNEWS.COM - Zanette Kalila Azaria (13) atau biasa dipanggil Anet penyandang tunarungu yang selamat dari pembunuhan sadis di Pulomas menceritakan kisah yang dialaminya.
Toilet berukuran 1,5x1,5 meter persegi tanpa ventilasi udara di rumah pengusaha Dodi Triono menjadi saksi bisu kengerian tersebut.
Saat itu, 11 orang berusaha mempertahankan nyawanya saat disekap 18 jam oleh kelompok perampok Ramlan Butarbutar pada Senin, 26 Desember 2016.
Mereka secara bergantian menghirup udara dari celah kecil gagang atau grendel pintu toilet.
Anet lolos dari maut saat perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur ikut ditumpuk bersama 11 korban lainnya di kamar mandi.
Selama hampir 19 jam, para korban disekap, sehingga sebagian di antara mereka tewas karena ruangan itu tidak ada udara yang memadai.
Kengerian saat penyekapan di sebuah toilet diutarakan oleh bocah cantik ini.
Saat itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan yang langsung datang ke lokasi kejadian langsung berbicara dengan Anet.
"Saya ke TKP kemudian saya lihat, luar biasa, kemudian saya ke rumah sakit ada lima korban yang saya jenguk," kata Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Rabu (29/12/2016).
Iriawan sempat mengobrol-ngobrol dengan Anet yang nota bene tunawicara.
Dengan meragakan, Anet mengisahkan kasus perampokan yang terjadi ke keluarganya kepada Kapolda Metro Jaya.
"Saya tanya ke anaknya pak Dodi yg ke-3, yang maaf tuna rungu, tapi dia bisa menjelaskan padahal mereka disekap di satu ruangan, tidak ada udara, gak makan gak minum," ucapnya.
Ternyata selama penyekapan, Anet hanya minum air dari closet. Sehingga hingga detik ini dia bisa selamat dari maut. "Ternyata dia minum dari air closet," katanya. (*)