TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perampokan dan penyekapan yang menyebabkan enam orang tewas di sebuah rumah Jalan Pulomas Utara nomor 7A, masih menyisakan tanya.
Apalagi, seorang kerabat Dodi Triono pemilik rumah yang juga korban tewas sempat menuturkan, ayah enam orang anak itu berprofesi sebagai konsultan arsitektur sedang menangani proyek renovasi Gelora Bung Karno untuk persiapan Asian Games 2018.
Pernyataan itu langsung dibantah pihak Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno.
Menurut Humas PPK GBK, dalam rilis resminya, Dodi merupakan mitra lama mereka.
"Ir. Dodi Triono merupakan salah satu mitra kerja lama PPK-GBK dan berencana mengembangkan sebagian area GBK yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan renovasi GBK dalam rangka Asian Games 2018," sebut pihak PPK GBK.
Namun, pengacara Dodi, John Siregar membenarkan kliennya adalah seorang konsultan arsitektur.
"Kantornya di FX Sudirman," katanya Selasa lalu.
Berdasarkan penelusuran Tribun, Dodi berkantor di PT DA International.
Situs Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM mencatat perusahaan itu berkantor di FX Building Tower lantai 12, Senayan, Jakarta.
Ketika Tribun coba menyambangi kantor tersebut, pada pintu masuk dari lantai dasar tertulis "Komite Olimpiade Indonesia".
Tampak seorang berbaju batik dengan tanda pengenal yang bertulis kalimat sama di pintu masuk berjaga. Dia langsung menanyakan tujuan orang yang masuk.
"Kalau lantai 12 sedang libur, Januari baru masuk lagi. Tidak ada orang di sana, juga karena lagi ada masalah itu (tewasnya Dodi .red)," kata laki-laki yang berjaga itu.
Menurutnya, kantor itu tidak diliburkan karena tewasnya Dodi. "Sebelum Natal sudah libur," ujarnya.
Setelah kejadian nahas itu, pihak pengelola gedung hanya membatasi orang yang masuk ke lantai tersebut.
Dodi bersama lima penghuni rumahnya ditemukan tewas pada Selasa (27/12). Dia disekap dalam kamar mandi bersama 10 orang lain ketika terjadi perampokan di kediamannya, sore hari sebelumnya.
Pada Rabu (28/12/2016), polisi menangkap tiga orang di Rawa Lumbu, Bekasi karena diduga sebagai pelaku perampokan tersebut. Ramlan "Kapten" Butarbutar, selaku inisiator tewas dalam penyergapan.
Sedangkan dua pelaku lainnya juga telah ditangkap pada tempat terpisah. Sementara, polisi masih menduga terbunuhnya enam orang itu murni perampokan. Terlebih, Ramlan adalah residivis perampokan. (tribunnews/abdul qodir/valdi arief)