TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pemuda bernama Iman Irwansyah, tidak dapat menahan tangis ketika mencari sang ibu di Rumah Sakit (RS) Polri dr Soekanto, Kramatjati, Jakarta.
Ia terpisah dari orangtuanya ketika berada di atas kapal wisata Zahro Express yang akan membawanya ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, untuk berlibur bersama keluarga.
Dia datang dari Bandung untuk menikmati liburan akhir tahun, namun harus menelan pil pahit ketika kapal yang membawanya ludes terbakar.
Iman mengatakan sebelum berangkat telah mempunyai firasat buruk.
"Sebenarnya saya ada firasat untuk tidak berangkat. Tadi malam (Sabtu malam) saya ragu-ragu. Ayah saya juga bicara seperti itu," ujarnya seusai menjalankan pemeriksaan antemortem di RS Polri, Minggu (1/1/2017).
Iman yang masih mengenakan perban di kedua lengannya itu mengatakan ayahnya sudah mengimbau untuk tidak berada di dek bawah kapal.
Namun, bagian dek atas sudah penuh untuk menampung Iman bersama lima anggota keluarganya.
"Kalau saja saya ikut kata ayah, pasti tidak begini kejadiannya," kata dia seraya mengelap air mata di pipinya.
Kini, dia hanya menunggu kepastian apakah ibunya masih hidup atau sebaliknya.
"Meski harapannya tipis, tapi saya yakin, ibu saya selamat dan masih hidup," ucapnya lirih.
Baca: Jackson Wilmar Tewas Tenggelam Usai Menyerahkan Pelampungnya kepada Ibu Hamil
Sedangkan Fredy Zakaria (16), punya pengalaman berbeda.
Fredy menggambarkan, kapal Zahro Express terdiri atas dua dek atau lantai. Penumpang di dek paling bawah hanya bisa keluar kapal melalui pintu belakang yang terdapat tangga menuju dek atas.
Asap muncul dari lantai paling bawah kapal, bagian belakang. Saat pintu dibuka, asap mengepul memenuhi ruangan lantai dua.