Tak pelak satu per satu penumpang lompat ke laut.
"Ada yang loncat ke air. Nggak lama, asapnya kelihatan. Seorang bapak baru sadar ada yang nggak beres," kata Fredy, korban selamat Kapal Zahro Express, ketika ditemui di Rumah Sakit Atmajaya, Pluit, Jakarta, Minggu.
Fredy menumpang kapal tersebut bersama lima orang anggota keluarganya, yaitu Deddy Satria (14), Gerry Ismayadi (17), Asep Setiadi (13), Ayu Purwanti (21), dan Cucurug Miningsih (49).
Fredy tinggal di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Sedangkan saudaranya, berasal dari Pangandaran, Jawa Barat. Mereka berencana menghabiskan libur awal tahun di Pulau Tidung.
Baca: 'Begitu Asap Mulai Tebal Saya Lompat ke Laut, Penumpang Juga Ikutan Lompat'
Asap tebal membuat penumpang kalang kabut. Bau asap yang menyengat membuat batuk-batuk. Para penumpang berdesak-desakan menuju pintu ke luar.
Saling dorong sempat terjadi di dalam kapal. Kondisi ini yang membuat penumpang pada akhirnya ada yang terjebak di dek bawah dan tidak bisa keluar.
Api menjalar begitu cepatnya hingga menutup pintu keluar di bagian belakang.
Di tengah kepanikan itu, terdengar penumpang lain berteriak genset mesin kapal telah meledak.
"Apinya cepat sekali, nggak sampai lima menit kapal sudah terbakar semua," tutur Fredy.
Fredy bersama keluarganya berada di dek atas. Kondisi itu, memudahkannya untuk sesegera mungkin meninggalkan kapal.
Fredy menyaksikan penumpang lain yang memilih bertahan di bagian depan kapal. Mereka berdesak-desakkan hingga api semakin membesar dan membakar semua bagian kapal.
"Ada anak perempuan sama bapaknya loncat ke laut, tapi anaknya itu kebakar di badan kirinya. Wajahnya juga kena," ucap Fredy. (rio/den)