Ia lalu pergi ke jalan Pulomas Raya dengan dikawal dua Polisi wanita berjilbab, serta dua orang anggota Polri yang mengenakan pakaian taktis dan membawa pistol.
Perempuan yang dikenal dengan nama Agnesya ini berbaur bersama sejumlah anggota keluarga, teman dan kenalan Dodi Triono.
Agnesya juga ada bersama dua mantan istri almarhum, yakni Istri pertama Sri Dewi (54), istri kedua Almynda Saphirra (40).
Istri pertama almarhum, Sri Dewi, menyampaikan bahwa dirinya sangat berterima kasih dengan kinerja Polisi, yang bisa dengan cepat mengamankan para pelaku perampokan dan pembunuhan di rumah tersebut.
Ia berharap para pelaku bisa diberikan hukuman setimpal.
"Kami berterima kasih kepada pak Kapolda," katanya.
Anak lelaki korban menyayangkan ulah perampok
Anak laki-laki mendiang Dodi Triono, Detri, berharap para pelaku perampokan Pulomas yang telah menewaskan sejumlah korban yang diantaranya termasuk ayahnya dan sejumlah saudarinya itu dapat diberikan hukuman maksimal.
"Semoga dapat diproses lebih lanjut, dan diberikan hukuman maksimal. Kami dari sekeluarga hanya pasrah, mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar," ujar Detri usai acara tahlilan untuk mendoakan korban tewas perampokan Pulomas, di kediaman Dedi Triono, Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Detri mengaku menyayangkan ulah para perampok yang dipimpin oleh Ramlan Butarbutar itu, yang telah menyebabkan enam orang tewas.
Kata dia jika memang yang diincar para pelaku adalah harta benda di rumah tersebut, maka tidak seharusnya ada yang tewas.
"Kalau memang tujuannya perampokan, tidaklah perlu mengambil nyawa seseorang. Apalagi sampai enam orang seperti ini," terangnya.
Seperti diberitakan, di rumah tempat digelar tahlilan itu, pada Senin pekan lalu (26/1/2016), gerombolan perampok yang dipimpin oleh Ramlan Butarbutar masuk untuk menjalankan aksinya.
Dari aksi tersebut enam orang tewas, termasuk Dodi Triono, dan dua orang putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9).
Para pelaku bisa bekuk oleh petugas Kepolisian dalam kurun waktu yang tidak begitu lama.
Ramlan Butarbutar akhirnya tewas setelah ditembak Polisi karena melakukan perlawanan.
Pelaku terakhir yang berhasil ditangkap Polisi adalah Ridwan Sitorus alias Ius Pane, yang ditangkap saat hendak kabur ke Sumatera Utara. (*)