Menangis histeris
Jenazah Amirulloh disalatkan di Mushola Baburahim yang lokasinya tepat di sebelah rumahnya sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Budhi Dharma Semper, Cilincing.
Di lokasi sejumlah taruna dari STIP nampak berdiri tegak dan bersiap untuk membawa jenazah ke TPU.
Kakak kembar Amirulloh, Amarullah, tampak memeluk keranda jenazah adiknya saat berada di mobil jenazah.
Amarullah begitu terpukul kehilangan saudara kembarnya.
Tak sedikit, tetangga menangis histeris akan kepergian Amirulloh. Bahkan teman-teman terdekat Amirulloh dari STIP turut serta hadir di rumah duka.
Beberapa mengatakan, tindak kekerasan terhadap Amirulloh terbilang keji dan tidak mendidik.
"Pendidikan apa itu seperti itu ya? Masa dipukul-pukul juniornya ya kan kasihan. Gila itu Mas. Amirulloh dikenal sopan dan baik di sini. Bahkan rajin bantu orangtuanya. Enggak pernah saya lihat anaknya bandel. Memang polisi perlu tuh usut tuntas. Kalau perlu pihak dari pemerintah hapuskan saja sekolah itu. Tutup! Biadab itu namanya Mas," ujar Hasan, tetangga Amirulloh.
Isak tangis keluarga semakin menjadi saat jasad Amirulloh dimasukkan ke keranda jenazah berbalut kain hijau, dan diangkat oleh sejumlah taruna STIP berseragam putih. (bas/fha)