News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanggapan Mengejutkan PKS soal Spanduk Larangan Pagelaran Wayang Kulit

Penulis: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI: Dalang cilik, Ahmad Syarif Ardiansyah Wiroto Parno dengan lihai memainkan wayang kulit pada Festival Dalang Cilik Semarang, di Gedung Sobokartti, jalan Dr Cipto, Kota Semarang, Senin (25/4/2016). Festival yang diikuti 19 dalang cilik dan 14 dalang dewasa ini untuk mencari generasi penerus dalang dalam melestarikan kesenian Jawa. Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan

TRIBUNNEWS.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki cara sendiri untuk menanggapi spanduk larangan pagelaran wayang kulit yang fotonya jadi viral, Senin (23/1/2017).

Seperti diketahui sebelumnya, netizen dihebohkan dengan isu larangan pertunjukan wayang kulit dengan alasan tidak sesuai dengan syariat Islam.

Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI 2014-2019 berkicau terkait hal itu.

Ia posting sebuah foto sekaligus cuitan.

"Saya penikmat pagelaran wayang. Monggo para pandemen wayang, sama2 kita nonton wayang di DPP PKS, Sabtu (28/1). Abaikan spanduk2 aneh itu," tulisnya.

Sebuah foto spanduk pagelaran wayang yang diselenggarakan PKS diposting Hidayat Nur Wahid.

Pada spanduk tersebut terdapat juga foto Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman.

Pagelaran wayang kulit diselenggarakan pada Sabtu (28/1/2017) di MD Building Pasarminggu Jaksel dengan dalang Ki Sri Kuncoro.

Mengejutkan, PKS memiliki cara unik untuk menolak isi spanduk yang menunjukkan ketidaksetujuan pagelaran wayang kulit dengan menggelar pertunjukan wayang kulit.

Tanggapan sejumlah tokoh

Wartawan Tribunnews Ferdinand Waskita melaporkan, sebelumnya Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mempertanyakan spanduk-spanduk berisi larangan pemutaran wayang kulit, yang menjadi viral di media sosial.

"Itu siapa yang bikin?" tanya Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Andreas melihat spanduk tersebut bertentangan dengan kultur dan realita budaya serta sosial di Indonesia. "Sehingga Saya rasa ini enggak ada artinya di Indonesia," kata Andreas.

Anggota Komisi I DPR itu menduga adanya upaya menciptakan konflik di masyarakat. Sehingga, Andreas meminta semua pihak mengantisipasi informasi hoax agar tidak terkena provokasi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini