News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Respon Positif dan Negatif Netizen untuk Tiga Paslon Selama Debat Kedua

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni bersalaman dengan pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno usai mengikuti debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017). Dalam debat kedua kali ini KPU DKI Jakarta mengangkat tema yaitu reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan penataan kawasan perkotaan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen mengenai Ahok-Djarot sebesar 50,16 persen, dengan respon 56 persen dan respon negatif 44 persen.

Respon positif untuk Ahok-Djarot pada segmen ini, yakni munculnya tagar #AhokDjarotBersih, PNS Jakarta melayani dengan hati, dan tidak menajatuhkan lawan. Adapun respon negatif netizen soal pasangan ini adalah munculnya sindiran "pemimpin pemukul" untuk Ahok, Djarot seperti menghafal dan tidak menggunakan hati dengan menggusur.

Adapun jumlah percakapan netizen mengenai Anies-Sandi pada segmen kedua sebesar 35,09 persen, dengan reapon poaitif 84 persen dan respon negatif 16 peraen.

Respon positif netizen untuk pasangan ini ditandai dengan adanya pujian program kerjanya. Namun, netizen juga merespon negatif pasangan ini karena menyindir kinerja petahana, menyerang pribadi, dan jawaban Sandi yang tidak nyambung.

Segmen 3
Pada segmen ini, jumlah percakapan netizen soal Agus-Sylvi sebesar 13,77 persen, dengan respon positif 79 persen dan reapon mlnegatif 21 persen.

Respon positif netizen untuk Agus-Sylvi pada segmen ini karena program membersihkan sampah secara partisipatif dan berhasil mendebat paslon nomor 2. Sementara, respon negatif netizen ditandai munculnya sindiran karena Sylvi hanya diam dan mencatat, perkataan Agus dikaitkan dengan kinerja Sylvi selama menjadi PNS dan banyaknya sindiran soal perkataan Agus tentang "ABS" (Asal Bapak Senang).

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot sebesar 52,56 persenN dengan respon positif 45 persen dan respon negatif 55 persen.

Respon positif netizen untuk pasanan ini karena program subsidi air bersih dan data yang tepat soal jumlah PNS dari Ahok dan 77 trayek baru transportasi. Pasangan petahana ini direspon negatif karena banyak warga Jakarta belum dapat akses air bersih, muncul banyaknya netizen yang menyerang Ahok dan adanya tagar #AhokPastiTumbang.

Adapun jumlah percakapan netizen mengenai Anies-Sandi pada segmen ini sebesar 33,67 persen, dengan respom positif 81 persen dan respon megatif 19 persen.

Respon negatif pasangan ini karena adanya rencana penciptaan lapangan kerja dan program angkutan massal. Sementara, respon negatif soal pasangan ini adalah lemahnya implementasi konsep, terlalu fokus menyerang lawan dan Sandi hanya membahas masalah lapangan kerja.

Segmen 4
Pada segmen keempat, jumlah percakapan netizen soal Agus-Sylvi hanya sebesar 7,51 persen, dengan respon positif 71 persen dan respon negatif 29 persen.

Respon positif soal pasangan ini di medsos ditandatai dengan viralnya program-program Agus-Sylvi. Sementara, respon negatif karena jawaban pasangan ini dianggap tidak relevan, munculnya cibiran karena Djarot yang tertawa mendengar jawaban Agus dan jawaban Sylvi dianggap kurang oleh paslon 3.

Selanjutnya, jumlah percakapan netizen soal Ahok-Djarot sebesar 53,21 persen, dengan respon positif 42 dan respon negatif 58 persen.

Respon positif netizen terkait Ahok-Djarot pada segmen ini karena adanya infrastruktur yang telah dilakukan oleh Ahok, undang-undang berbasis kinerja dan reklamasi untuk kebaikan nelayan. Adapun respon negatif netizen kepada pasangan ini ditandai dengan viralnya rapor buruk birokrasi Jakarta 2015, proses reklamasi tidak transparan dan sindiran gaya represif Ahok.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini