Dari hasil analisa monitoring di atas, PoliticaWave menyimpulkan, bahwa perhatian netizen terhadap pasangan petahana, Ahol-Djarot, masih sangat besar. Ahok disebut-sebut lebih jelas, terstruktur dan detail dalam memaparkan visi misi serta lebih tenang merespons serangan lawan debat sesuai dengan durasi yang diberikan.
Namun, pada beberapa segmen berikutnya, Ahok-Djarot mulai mendapat kritikan dari netizen. Satu di antaranya soal rapor birokrasi Jakarta pada tahun 2015, seperti yang disinggung oleh Anies pada saat debat.
Disusul berikutnya oleh pasangan Anies-Sandi yang juga mendapat perhatian dan apresiasi netizen terkait ketepatan data yang disampaikan.
Namun, secara garis besar pasangan ini jiga masih terdapat kritikan tajam dari netizen. Di antaranya gaya penyampaian Anies yang dinilai retoris, jawaban Sandiaga yang dinilai kurang relevan dengan topik serta lebih sering membahas isu lapangan pekerjaan dan penciptaan usaha.
Pasangan berikutnya, Agus-Sylvi juga mendapat pujian dari netizen terkait gaya penyampaian yang lebih tenang dan lugas dibandingkan debat sebelumnya. Namun terdapat pula netizen yang masih mengkritisi gaya penyampaian Agus seperti menghapal teks dan gaya bahasanya sulit dipahami.
"Perlu diperhatikan bahwa netizen juga menaruh perhatian terhadap Anies-Sandi dan Agus-Sylvi yang dinilai kurang memanfaatkan waktunya untuk menjelaskan detail visi misi mereka dan lebih terlihat mencari kekurangan petahana," tukas Yose.