"Saya malu-malu mau minta selfie, walaupun sebenernya mau," guyonnya.
Namun dia senang karena fotografer istana tetap mengabadikan semua kegiatan.
"Saya senang karena raja tidak ragu untuk menjabat tangan saya. Beliau memang orang yang dalam ilmu agamanya, sehingga bisa membedakan antara suatu hal yang punya konteks sosial tidak perlu di dikotomikan dengan persoalan agama," kata Yenny.
Kunjungan Raja Salman ini tidak terlepas dari diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan Presiden Jokowi, lalu diterjemahkan oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi dan dilaksanakan oleh Kedubes Indonesia di Arab Saudi.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi sendiri dalam pengantarnya kepada raja menegaskan bahwa para tokoh agama yang hadir adalah salah satu pilar dalam ciptakan harmoni di masyarakat sehingga dapat mewujudkan persatuan bangsa.
Toleransi
Presiden menambahkan bahwa sikap saling menghormati dan bertoleransi adalah aset bangsa Indonesia yang sangat berharga, yang menjadi kontribusi Indonesia pada perdamaian dunia.
"Untuk membayangkan bagaimana dahsyatnya acara hari ini, kita hanya perlu mengetahui fakta bahwa Kaum Non Muslim dilarang masuk ke dalam 2 kota suci di Arab Saudi dan pembangunan gereja masih agak susah di Saudi. Eh ini malah Raja menerima perwakilan dari para pemuka agama di Indonesia. Itu kan luar biasa," ujar Yenny Gus Dur.
"Kesan saya Raja Salman itu adalah orang yang patuh pada tradisi namun punya kebijaksanaan sehingga membuat Beliau bisa lebih lentur dalam mensikapi umat agama lain.
Yenny menuturkan, Raja Salman sangat tersentuh dengan sambutan masyarakat Indonesia yang begitu hangat. Baik dari pemerintahnya maupun rakyatnya.(Dian Anditya Mutiara)