Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membantah ada muatan politis soal penetapan Makam Mbah Priok menjadi cagar budaya oleh Pemprov DKI Jakarta ditengah kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Petahana ini menial, jika ada dorongan politik seharusnya dirinya yang mendekati pengelola makam keramat tersebut.
Ahok mengklaim hanya menindaklanjuti permintaan yang diajukan oleh pihak Yayasan Mbah Priuk.
"Kalau yang bermuatan politik berarti saya berusaha mendekati Mbah Priok. Berani tidak saya datang? Ngga berani. Orang Satpol PP yang meninggal saja tiga kok. Perang besar begitu," kata Ahok di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (10/3/2017).
Ahok mengakui, penetapan satu kawasan sebagai cagar budaya memang merupakan hal yang mudah.
Namun, langkah yang saat ini telah diambilnya merupakan awal sebelum nantinya pemerintah melakukan penilaian hingga akhirnya menetapkan kawasan Makam Mbah Priok menjadi cagar budaya.
"Saya tulis apa tahu? Dilindungi dan diberlakukan seperti cagar budaya. Seperti cagar budaya dan diberlakukan cagar budaya beda tidak?" Katanya.
Dirinya mengungkapkan, sebenarnya kawasan Makam Mbah Priok memiliki luas 5,4 hektar. Namun, karena ada pembangunan kawasan pelabuhan sehingga mereka memberikan 2 hektar, dan kini luas area makam hanya tersisa 3,4 hektar.
"Saya tidak mau berdebat itu benar atau tidak, tapi penziarah ada berapa puluh ribu penziarah tiap minggu. Bagi saya, saya punya kepentingan menjadikan tempat destinasi wisata. Dan tanah 3,4 hektar ditelantarkan, itu haknya mbah priuk. Kita ingin kasih balik," kata Ahok.