News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Orang Lanjut Usia di Jakarta akan Diberi Ahok Rp 600 Ribu per Bulan, Apa Syaratnya ?

Editor: Yulis Sulistyawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menargetkan dari program Kartu Jakarta Lansia (KJL) dapat menyalurkan anggaran Rp 600 ribu per bulan bagi para lansia yang membutuhkan.

“Ya saya kira kalau untuk orang tua sehari punya 20 ribu kan lumayan. Rp 600.000 kan lumayan per bulan, iya dan yang anak cucunya enggak mampu pelihara dia,” kata Ahok di kawasan Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Ahok menjelaskan lansia yang menerima bantuan KJL merupakan Lansia tergolong tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup, atau mereka yang tinggal bersama keluarga tidak mampu.

“Jadi yang dimaksud lansia adalah orang yang tua, miskin. Kita punya data kok dasawisma di bawah 2 juta berapa, di bawah 3 juta berapa penghasilannya. Kalau dia tinggal bersama anak dan cucunya yang KJP, dia bisa numpang sama cucunya dan anaknya,” jelas Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu menegaskan bahwa, nantinya KJL mirip dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Ahok tidak mengharapkan KJL dapat ditarik secara tunai. Alasannya, bantuan program kartu ini rentan disalahgunakan jika bisa ditarik tunai.

“Tetap gesek beli, engak boleh tarik tunai. Kita takut diambil tunai dari anaknya, atau oknum. Harus gesek supaya kita tahu dia beli apa,” jelasnya.

Ahok pun mengaku telah memegang data Lansia di Jakarta puluhan ribu banyaknya, sesuai kategori penghasilan.

“Sekarang saja, yang di bawah 2 juta ada 12 ribu orang yang usia 70 tahun. Kalau dibawah 3 juta ada 50 ribu lebih orang. Kita sudah punya data, tapi kan tiap tahun nambah. Ada juga yang sakit lebih cepet,” katanya.

Lebih Cepat

Pada kesempatan terpisah, Ahok berjanji bekerja lebih cepat jika memenangkan kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 nanti.

Terlebih, Ahok-Djaroat mengaku sudah berpengalaman memimpin Ibu Kota. Baginya, itu merupakan kelebihannya dibanding calon gubernur lain.

“Tentu kami akan bekerja lebih cepat. Kalau saya dipilih lagi (jadi gubernur), Oktober akan dilantik dan kami akan bekerja lebih cepat dan sudah tahu apa yang akan dilakukan,” kata Ahok.

Selain itu, Ahok mengatakan, relawan menjadi salah satu unsur yang membantunya untuk dapat merealisasikan berbagai kebijakan itu.

Relawan, kata dia, harus dapat menjadi pemerhati lingkungan. Hal yang terpenting, lanjut Ahok, adalah menyamakan presepsi untuk dapat membangun Jakarta.

“Kita ini bekerja di pemerintahan itu harus jadi pemerhati rakyat. Makanya saya suruh (relawan) cari mana (warga) yang kesulitan, sakit, atau butuh Kartu Jakarta Pintar (KJP),” kata Ahok.

Dia menginginkan relawan dapat mendata anak mana saja yang belum mendapatkan KJP. Kemudian, dia meminta warga melaporkan warga mana yang belum mendapat BPJS Kesehatan.

Selain itu, Ahok ingin warga melaporkan tetangganya yang sakit dan tak mampu berobat. Ahok pun menyebar nomor teleponnya yang dikhususkan untuk menerima aduan warga, yakni 0811944728.

“Laporkan juga kalau ada warga yang butuh kursi roda, ijazahnya nyangkut. Kami juga punya program ‘ganti atap’ untuk rumah warga yang mau ambruk, akan diganti atapnya dengan baja ringan,” kata Ahok.

Ahok berpasangan dengan calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia lolos putaran kedua dengan jumlah suara terbanyak dibanding kandidat lain. (Warta Kota/Kompas.com/Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini