TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam setiap kesempatan kampanye dan sosialisasi selalu menyampaikan jika dirinya hanya menginginkan tiga hal dalam Pilkada DKI 2017 putaran kedua.
Keinginan dan harapannya tersebut disampaikan juga dalam pertemuannya dengan Pengurus PWI di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (24/3/2017).
Pertama Anies menginginkan Pilkada DKI putaran pertama berlangsung jujur.
"Jujur artinya tidak ada tekanan, dan manipulasi," kata Anies.
Kedua menurut Anies, ia ingin aparat dan pemerintah bersikap netral, seperti yang sudah diatur dalam undang-undang.
Aparat dan pemerintah tidak condong ke salah satu pasangan calon sehingga merugikan peserta lainnya.
Ketiga Anies mengatakan jika dirinya ingin Pilkada DKI putaran kedua berlangsung demokratis.
Mereka yang memberikan suara adalah warga yang benar-benar memiliki hak pilih.
"Yang berhak jangan dihalang-halangi dan yang tidak berhak jangan ikut-ikut," ujar Anies.
Menurutnya Pilkada yang Jujur, Adil, Demokratis tersebut bukan untuk pasanganan Anies-Sandi, melainkan untuk rakyat.
Karena, Pilkada merupakan pesta demokrasi warga. Sehingga bila ada kecacatan dalam demokrasi maka warga yang akan dirugikan.
"Ini bukan soal Anies-Sandi bukan soal Basuki-Djarot ini soal memastikan di indonesia demokrasi berjalan dengan baik," katanya.
Keinginan Anies tersebut berkaca pada hasil Pilkada DKI 2017 putaran pertama terdapat 524 TPS yang hasil rekapitulasi suaranya unik.
Keinginan tersebut lantaran terdapat salah satu pasangan calon yang rata rata kemenangannya di atas 90 persen.
TPS-TPS tersebut kata Anies tidak tersabar melainkan hanya terdapat di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.