TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan bahwa ia pernah menolak, jika namaya dijadikan nama sebuah masjid raya di Jakarta.
Hal itu disampaikan oleh Ahok ketika datang ke Kantor GP Ansor di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (7/4/2017).
Karena Sepak Terjangnya, Ahok Diberi Gelar Sunan Oleh GP Ansor
"Ada pejabat di DKI yang usul nama saya, 'bagaimana masjid raya Daan Mogot dikasih nama Nurul Qomar. Supaya orang tahu Bapak yang bikin," ujar Ahok, di Kantor GP Ansor, Jumat (7/4/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.
Namun Ahok lebih memilih nama KH Hasyim Asyari untuk masjid tersebut.
Nama KH Hasyim Asyari dinilai Ahok menjadi representasi Islam Rahmatan Lil Alamin.
Terlebih lokasi masjid yang dekat kawasan Jalan Hasyim Asyari.
Hasyim Asyari juga merupakan tokoh pahlawan nasional dan pendiri dari Nahdlatul Ulama.
Hasyim Asyari juga dikenal sebagai ayah dari pahlawan nasional Wahid Hasyim dan kakek dari mantan presiden Indonesia ke empat, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Saya bilang enggak boleh (pakai nama Nurul Qomar), kami kan mau tegakkan Islam Rahmatan lil alamin. Jadi pakai KH Hasyim Asyari," ujar Ahok.
Dikutip dari Kompas.com, inisiatif pembangunan masjid itu muncul pada saat kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tepatnya saat Idul Adha tahun 2012, Jokowi baru mengetahui jika Jakarta tidak memiliki masjid raya.
Proyek pembangunan masjid raya itu akhirnya terealisasi pada 20 Juni 2013.
Masjid tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Jokowi dan Ahok, 16 April 2017 nanti.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Saefullah kepada Kompas.com.
"Peresmian masjid raya tanggal 16 April. Sudah fixed sama Pak Jokowi yang resmikan," kata Saefullah, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/4/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)