Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi pernyataan kubu pasangan cagub dan cawagub DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terkait invalidnya data dari 150 ribuan Daftar Pemilih Sementara pada pilgub DKI putaran kedua, Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara.
Ia meminta kubu Anies-Sandi untuk membuktikan ucapan mereka.
Menurut Ketua DPRD DKI tersebut, pasangan calon nomor urut 3 itu memang berhak menyampaikan pertanyaan terkait kejelasan data tersebut.
Namun jangan sampai menjadikan data tersebut sebagai 'bahan gosip' dalam pertarungan pilkada DKI putaran kedua yang tinggal menghitung hari.
"Silahkan dibuktikan, dia kan berhak juga bertanya, tapi tidak boleh dalam pertarungan Pilkada ini jadi gosip," ujar Prasetyo, saat ditemui di Rumah Pemenangan Ahok-Djarot, di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).
Lebih lanjut, Prasetyo pun menyarankan kubu Anies-Sandi agar meminta data tersebut pada KPUD, jika mereka memang meyakinu data tersebut tidak jelas.
"Minta aja ke KPUD datanya, TPS mana? Daerah apa?," jelas Prasetyo.
Ia pun menegaskan, agar kubu Anies-Sandi tidak menciptakan istilah bahwa 'petahana mengada-ngada' atas adanya data tersebut.
"Jangan (dibuat) istilahnya petahana yang mengada-ngada, nggak lah," tegas Prasetyo.
Tidak hanya itu, Prasetyo menekankan, saat ini warga DKI telah memiliki kecerdasan yang tinggi dalam menentukan pilihan dan menyikapi pilihan dalam momen pilkada DKI.
"Dan saya ingatkan, masyarakat Jakarta luar biasa dengan kecerdasannya," kata Prasetyo.
Sebelumnya, tim pemenangan Anies-Sandi mengklaim menemukan 150 ribuan data invalid dari Daftar Pemilih Sementara untuk Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Seratusan data tersebut disinyalir tidak jelas lantaran menurut kubu Anies-Sandi, tidak memenuhi unsur data kependudukan yang sah.
Total data invalid yang ditemukan timses Anies-Sandi itu yakni 153.804 data.