TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah kisah kesaksian tentang pelecehan di kereta menjadi perbincangan di media sosial baru-baru ini, mengangkat kembali masalah rentannya perempuan terhadap kejahatan seksual di ruang publik.
Awal pekan ini pengguna aplikasi percakapan Line, Chrisna, menceritakan kisah 'horor' yang dia saksikan: seorang pria mulai menggesekkan kemaluannya ke badan seorang perempuan di KRL yang padat penumpang.
"Saya melihat dia mulai mendekati wanita dan mulai menggesekan penisnya ke arah tersebut [...] korban hanya diam dan hanya bisa mengganti posisi," katanya.
"Akhirnya korban pertama pun turun, selanjutnya korban wanita yang kedua pun ingin turun, otomatis mendekat ke arah pelaku dan dia melakukan hal yang sama."
Chrisna tidak sendiri, sejumlah orang yang membaca unggahan ini pun bercerita tentang pengalaman mereka yang melihat dan bahkan mengalami sendiri pelecehan itu.
"Saya mau menangis, tapi karena ramai saya tahan," kata satu pengguna yang mengatakan bahwa pelaku menghimpit dan menarik bajunya di kereta yang padat.
Jika Anda menengok situs jakarta.ihollaback.org, Anda akan menemukan lebih banyak kisah sejenis. Hollaback Jakarta adalah sebuah platform yang mengajak perempuan berbagi cerita pelecehan di ruang publik.
"Dari belakang ada yang memukul bokong saya," tulis Jessica. "Ketika sedang jalan, saya diikuti oleh seorang pria. Dia lewat depan saya dan dengan cepat menyambar dada saya dan kemudian lari," cerita lainnya.
'Anda tidak salah'
Hollaback! Jakarta yang mulai diperkenalkan Juli 2016 telah mencatat sekitar 130 cerita pelecehan terhadap perempuan di ruang publik Jakarta dan sekitarnya, kata pengelola situs yang hanya ingin mengidentifikasikan diri sebagai Angie.
Pengalaman yang disaksikan Chrisna, menurutnya, hanya puncak dari gunung es.
"Menurut hasil survei dan laporan yang dilakukan oleh Thomson Reuters Foundation pada tahun 2014, transportasi umum di Jakarta adalah di urutan nomor kelima di daftar untuk yang paling berbahaya untuk perempuan," papar Angie.
"Dan kalau kami lihat dari post cerita oleh Chrisna kemarin, ada delapan orang lagi yang membalas dengan cerita yang hampir sama. Coba bayangkan ada berapa lagi?"
Bagi orang-orang yang melihat langsung kejadian pelecehan, ada juga sejumlah langkah yang bisa diambil, kata Angie.
Misalnya dengan tegas mengatakan pada pelaku tindakan itu tidak benar, mendokumentasikan, menghentikan pelecehan dengan mengalihkan perhatian, dan mencari bantuan.
Di media sosial, perempuan nyatanya juga tak lepas dari pelecehan dan sejumlah laman Facebook telah dikelola untuk memberikan 'perlawanan' terkait pesan-pesan seksis - yang kerap menjadikan perempuan sebagai objek.
Laman Mengekspos Misoginis, misalnya, rajin mengunggah berbagai hinaan dan atau kebencian terhadap perempuan.
Komentar apa yang paling menyedihkan?