TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinilai kalah dalam putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta karena tidak memahami Indonesia.
Basuki-bersama pasangannya Djarot Saiful Hidayat kalah bukan karena agama Basuki yang bukan agama mayoritas yang dianut di Jakarta.
Basuki kalah karena ketidaktahuannya dalam memahami masyarakat Islam yang memiliki aturan mengenai pemimpin yang tertulis dalam Al Maidah 51.
Basuki seharusnya tidak perlu menyinggung Al Maidah yang membuat blunder untuk dirinya sendiri.
"Persoalan kita di Indoneisa berpolitik kita tidak tahu Indonesia. Banyak kita yang keliru. Seandainya Ahok itu tahu bahwa orang Islam itu tahu Almaidah itu ngomong gini (pemimpin beragama Islam), dan tidak perlu soal buat kita (masyarakat Muslim)," kata Chairman Institut Peradaban, Guru Besar Ilmu Politik Salim Said saat diskusi bertajuk 'Mengobati Luka Pilkada' di Menteng, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Salim Said mengingatkan kembali bahwa Jakarta pernah memiliki seorang gubernur beragama Kristen (Hendrik Hermanus Joel Ngantung) dan tidak terjadi protes di Jakarta seperti yang dialami Ahok.
Salim menyesalkan tindakan Basuki yang dinilai keliru dalam merekrut staf pribadi sehingga tidak mengajari dia mengenai masyarakat Islam.
"Tapi Ahok menyebut itu karena enggak ngerti itu barang bagi kita orang Islam. Dia polos saja karena dia tidak 'well advised'. Mestinya seorang pelaku politik punya staf penasehat yang membuat garis, 'Lu jangan omong ini, Lu jangan omong ini. Ini berbahaya, daerah ini penuh ranjau, you gampang meledak'," ujar Salim.
Dalam pandangannya, Salim mengatakan kemenangan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bukanlah pilihan masyarakat karena agama Islam.
Toh, kata dia, banyak pemilih Anies-Sandi yang tidak beragama Islam.
Sebut saja Jaya Suprana, ahli ekonomi Kwik Kian Gie, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibyo dan lain sebagainya.
"Maka tidak betul apa yang menang ini Islam. Memang banyak orang Islam karena ada kampanye, tetapi yang memilih Sandi dan Anis tidak semuanya orang Islam," kata dia.