Hal itu diucapkannya saat dirinya menyampaikan keinginannya agar semua kantin di sekolah, pasar, dan kampung ditempel stiker BPOM. Ahok mempunyai harapan agar ke depannya tak ada lagi makanan dan minuman dengan zat berbahaya yang dijual di ibu kota.
"Tahu-tahu saya jadi Kepala BPOM, awas lho nanti. Ha-ha-ha kan jadi bahaya nanti," kata Ahok, saat menyampaikan sambutannya.
Sementara itu, pasangan Ahok, Djarot juga belum mengungkapkan rencananya jika nantinya tak lagi menjabat.
"Mengalir, Tuhan pasti kasih kita mau ke mana, ikuti saja. Jadi kami sih ikuti saja by process ya," ujar Djarot, di RPTRA Semper Barat, Jakarta Utara, Sabtu (29/4/2017).
Dia hanya mengatakan jabatan yang masih melekat padanya setelah tidak menjadi wagub adalah Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan.
"Saya juga ketua DPP partai lho, kesibukannya luar biasa. Itu saja sudah seabrek-abrek," ujar Djarot.
Ahok dan Djarot bukan merupakan calon petahana pertama yang kalah saat maju mencalonkan diri kembali di Pilkada DKI.
Hal yang sama juga dialami Gubernur DKI periode 2007-2012 Fauzi Bowo yang kalah saat bertarung di Pilkada DKI 2012.
Namun saat itu Foke tidak maju bersama pasangannya di pemerintahan, Prijanto. Melainkan bersama dengan Ketua Bamus Betawi saat itu, Nachrowi Ramli.
Setelah tak lagi menjabat, pada sekitar awal 2014, Foke (sapaan Fauzi) dipilih oleh Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar RI di Jerman.
Jabatan ini diketahui masih diemban Foke sampai dengan saat ini. Sementara itu, wakil Foke, Prijanto tercatat tak pernah lagi memiliki jabatan di pemerintahan.
Namun, ia masih aktif dalam berbagai seminar dengan tema yang masih terkait dengan isu-isu DKI Jakarta. Ia bahkan kerap kali tampil sebagai kritikus pemerintahan Ahok- Djarot.
Penulis: Alsadad Rudi