Namun, dengan tenang polisi kembali bertanya kepada Fauzi.
Jawaban Fauzi sungguh mengejutkan.
Fauzi bilang bahwa semua manusia akan mati, maka ia membakar rumahnya.
"Dia akhirnya mengaku bahwa dia yang bakar rumahnya. Memang, sebelumnya keluarganya juga sudah pada curiga," kata Suzana.
Gangguan mental
Di lingkungan perkampungan, Fauzi dikenal sebagai pria pemalu.
Ia tidak menikah hingga usia 45 tahun.
Suzana bilang, sikap Fauzi mulai aneh ketika ibu kandungnya meninggal sekitar tiga tahun silam.
"Dulu dia normal. Bahkan sempat membuka usaha laundry. Tapi belakangan sikapnya aneh. Dia suka ngamuk-ngamuk tanpa alasan sejak ibunya meninggal. Dia pernah sekilas bilang sama saya, 'hidup ini berat ya, bu'," terangnya.
Pernah suatu ketika Fauzi ngamuk.
Suzana kemudian menyerahkan Fauzi ke Dinas Sosial Kecamatan.
Fauzi bahkan sempat mondok sebulan di Panti Sosial Kedoya selama satu bulan.
"Setelah sebulan di sana dia normal lagi bahkan sempat bekerja di sebuah perusahaan travel. Tapi kemudian keluar lagi dan menganggur," katanya.
Dari sisi ekonomi, Suzana bilang keluarga besar Fauzi hidup dalam bayang-bayang kemiskinan.